Leverkusen & Arsenal Ala Pelatih Spanyol, Xabi & Arteta Punya Filosofi yang Sama untuk Juara
Kesamaan Xabi Alonso dengan Mikel Arteta, duo pelatih Spanyol yang kini membawa timnya menjadi penantang gelar di Liga Inggris dan Bundesliga.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Setelah musim lalu finis di peringkat 2 di bawah Manchester City dan kembali ke ajang Liga Champions setelah 6 tahun, Arsenal selangkah lagi juara paruh musim jika berhasil mengalahkan Liverpool pekan depan di Anfield.
Mikel Arteta dan Xabi Alonso adalah dua pelatih muda yang berasal dari Spanyol.
Keduanya punya karakter yang sama, gaya permainan dengan kolektivitas tim dan penguasaan bola.
Menurut Footy Stats, Leverkusen memiliki rata-rata penguasaan bola sebesar 61 persen, sementara Arsenal 60 persen.
Di laga kandang bayer Leverkusen lebih superior dengan capaian 66 persen dibandingkan Arsenal 60%.
Namun Arsenal lebih stabil, di laga tandang dengan rata-rata 61% sedangkan Leverkusen 55%.
Mantan kapten Arsenal yang kini bermain untuk Bayer Leverkusen mengungkapkan, keduanya memberikan ajaran-ajaran dasar kepada pemain agar tampil lebih baik di lapangan.
Keduanya memiliki kemiripan dari berbagai sisi selain hal di atas.
"Mikel menunjukkan kepada saya cara baru dalam memandang sepak bola, dengan fokus pada hal-hal mendasar," beber Granit Xhaka dalam wawancara terbarunya dengan The Athletic.
"Hal-hal dari masa remaja yang mungkin Anda lupakan. Cara menekan lawan, menentukan posisi, pergerakan, keluar dari bayang-bayang lawan, serta komunikasi di lapangan."
"Xabi sangat mirip (dengan Arteta). Orang-orang Spanyol melihat sepak bola secara berbeda dari yang lain, menurut saya.," sambungnya.
Oleh karena itu, tidak sulit baginya ketika tawaran dari Leverkusen datang untuknya saat masih mengenakan seragam Arsenal musim lalu.
"Ketika saya mendengar Xabi berbicara tentang ide-idenya untuk pertama kalinya, saya berpikir, 'Saya pernah melakukan ini sebelumnya, di bawah bimbingan Mikel (Arteta)," bebernya.
"Mereka pelatih yang berbeda, tetapi filosofinya sama," jelasnya.
(Tribunnews.com/Sina)