Daftar 7 Pelatih Chelsea yang Dipecat Pada Bulan Ke-7, dari Felipe Scolari Hingga Frank Lampard
Dalam sejarahnya, Chelsea seperti punya tradisi memecat pelatih pada Bulan Ke-7. Ini jadi pelajaran buat Pochettino.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Ketika itu, kendati lebih mendominasi penguasaan bola, 57,4 persen, namun sejatinya Chelsea lebih banyak terancam. Kubu Villa melepaskan 13 tendangan ke gawang, dengan lima kali akurat. Sedang pasukan Pochettino hanya melepaskan sepuluh tendangan, dengan empat akurat.
Usai laga tersebut, Villa yang sedang terbang tinggi ditekuk Newcastle 1-3 di Villa Park. Namun, pasukan asuhan Unai Emery ini tancap gas di laga terakhir dengan mencukur Sheffield United 0-5 di mana Oliver Watkins menggila dengan mengemas satu gol, dan dua assists.
Pemenang pertandingan ulangan ini akan mendapatkan pertemuan kandang yang menguntungkan dengan melawan tim non Liga Primer yakni Leeds atau Plymouth Argyle di babak kelima.
Pochettino sendiri bisa terhibur dengan rekor impresif Chelsea di laga ulangan Piala FA. Klub dari London ini lolos delapan kali dari sembilan pertandingan terakhir mereka. Itu tentunya jadi modal sejarah berharga bagi mereka.
Satu-satunya eliminasi mereka dalam periode ini adalah saat melawan Everton di musim 2010/11. Kebetulan, hal itu juga terjadi dalam pertandingan tandang di babak keempat.
Kekalahan tersebut juga berarti manajer saat itu Carlo Ancelotti menyelesaikan musim tanpa trofi, yang akhirnya menyebabkan dia keluar.
Pochettino tahu kesuksesan di piala domestik adalah satu-satunya peluang Chelsea musim ini untuk menambah trofi saat ia memasuki periode yang sarat dengan kritis.
Pelatih asal Argentina ini memasuki tujuh bulan masa jabatannya sebagai bos The Blues, setelah secara resmi tiba pada 1 Juli 2023 - sebuah tonggak sejarah yang terkenal bagi para manajer yang berkinerja buruk di Stamford Bridge.
Rafael Benítez, Luiz Felipe Scolari, Andre Villas-Boas, dan pelatih permanen terakhir Chelsea sebelum Pochettino, Graham Potter, semuanya dipecat tujuh bulan setelah masa pemerintahan mereka. Ya, ini menjadi sinyal merah bagi Pochettino pula tentunya.
Laga final Piala Liga Inggris kontra Liverpool menjadi tantangan sangat berat, mengingat mereka baru saja dilindas The Reds 4-1 di Liga Primer. Ini artinya, potensi tanpa trofi juara di bulan ketujuh Poch bersama Chelsea menjadi sangat besar.
“Kami tidak bisa bersembunyi,” kata wakil kapten Chelsea Ben Chilwell setelah kekalahan dari Wolves. "Itu tidak cukup baik. Kami memulai dengan baik dan mendapatkan gol [melalui Cole Palmer] tetapi kemudian kami langsung kebobolan dan kemudian itu tidak cukup baik selama sekitar 70 menit pertandingan. Tidak ada alasan untuk hal ini, dan kita harus memperbaikinya secepatnya,” katanya.
Aston Villa sementara itu masih memelihara mimpi menjuarai Liga Primer, setelah hanya terpaut lima poin dengan Liverpool di puncak. Namun, sang pelatih, Unai Emery yang pernah memenangi Liga Europa, kini harus menyalurkan kegemarannya untuk meraih trofi sekali lagi.
Sukses menekuk Middlesbrough 1-0 di laga pembuka Piala FA, Aston Villa telah mencapai hasil terbaik di turnamen tersebut sejak 2015-16 - mereka tersingkir tujuh kali berturut-turut di putaran ketiga sebelum musim 2023-24 bergulir. Kini, mereka ingin melangkah lebih jauh untuk mengulangi pencapaian ke final FA musim 2014-15 silam.
Pada hari yang menentukan di Wembley itu, Aston Villa menyerah pada keunggulan Arsenal di Piala FA dengan kekalahan 4-0 dari juara 14 kali tersebut.
Untuk laga dini hari nanti, Villa lebih difavoritkan. Situs Sportsmole bahkan berani memprediksi kemenangan The Lions 3-1 atas Chelsea. Performa tandang The Blues yang buruk, di mana mereka kalah enam kali dari tujuh laga tandang terakhir jadi salah satu pendorong.