Sama-sama Juara di Rumah Sendiri, Perjalanan Pantai Gading Lebih Heroik Dibanding Qatar
Prestasi Pantai Gading di Piala Afrika 2023 mambawa kesamaan dengan Piala Asia 2023 di mana Qatar yang berstatus tuan rumah keluar sebagai juara.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Piala Afrika 2023 benar-benar memiliki kesamaan dengan Piala Asia 2023 setelah keluarnya Pantai Gading sebagai juara.
Pantai Gading berhasil menjuarai Piala Afrika 2023 setelah menang comeback 1-2 saat melawan Nigeria di partai final, Senin (12/2/2024) dinihari.
Gol William Troost-Ekong untuk Nigeria di babak pertama pada menit 38' dibalas dua gol di babak kedua melalui mantan pemain Barcelona, Franck Kessie di menit 62' dan Sebastian Haller di menit 81'.
Dengan kemenangan ini, Pantai Gading berhasil pesta juara Piala Afrika 2023 di negara sendiri.
Apa yang diraih Pantai Gading ini seakan mambawa kesamaan dengan gelaran Piala Asia 2023 di mana Qatar yang juga berstatus sebagai tuan rumah keluar sebagai juara.
Qatar mengalahkan Yordania dengan skor 3-1 di babak final. Dua negara tuan rumah itu berjaya di depan publik sendiri.
Hanya saja, perjalanan keduanya dalam meraih gelar juara ini memang berbeda, bahkan bisa dibilang kontras.
Qatar meraih gelar juara Piala Asia 2023 tanpa kekalahan. Dengan kata lain mereka memang sempurna di kompetisi antar negara di benua kuning itu.
Baca juga: Timnas Qatar Juara Piala Asia 2023, Negara Pesakitan Piala Dunia yang Beruntun Rajai Benua Kuning
Lebanon, Tajikistan, dan China secara berurutan menjadi lawan tanding Qatar di Piala Asia 2023, semua dilalui tanpa kebobolan.
Saat melawan Lebanon pada matchday pembuka, Qatar sukses melahap tim tersebut dengan skor 3-0.
Matchday kedua serta ketiga, Qatar menang tipis satu gol tanpa balas melawan Tajikistan dan China.
Perjalanan Qatar mulai terasa berat di fase gugur sampai babak semifinal.
Di babak 16 besar, Qatar selaku juara Grup A dipertemukan dengan Palestina yang berstatus peringkat ketiga terbaik Grup C.
Lewat pertarungan sengit 90 menit, Qatar akhirnya menang dengan cara comeback melawan Palestina 2-1.
Perjalanan tak mudah baru dilalui Qatar saat bertemu Uzbeksitan selaku runner-up Grup B di perempat final.
Setelah bermain imbang 1-1 selama 120 menit pertandingan, pemenang laga Qatar vs Uzbekistan harus ditentukan lewat adu penalti.
Dalam adu tos-tosan, Qatar akhirnya berhasil memenangkan laga dengan skor 3-2 melawan Uzbekistan.
Kemenangan dramatis melawan Uzbekistan membuat Qatar lolos ke semifinal dan bertemu Iran.
Status Iran sebagai negara kedua Asia dengan peringkat FIFA terbaik menjadi ujian besar bagi Qatar.
Beruntung, lewat drama kejar mengejar gol akhirnya Qatar mampu menang atas Iran dengan skor 3-2.
Qatar cukup diuntungkan dengan tersingkirnya Jepang, Australia, Arab Saudi hingga Korea Selatan sebelum final.
Hal ini dikarenakan Qatar bisa terhindar melawan tim-tim yang di atas rata-rata punya kekuatan mentereng.
Tepat di laga final Piala Asia 2023, Qatar justru dipertemukan dengan Yordania yang bersifat tim kejutan.
Qatar yang lebih diunggulkan untuk menang karena status juara bertahan, faktor tuan rumah dan memiliki peringkat lebih baik.
Di partai final Qatar juga terbantu dengan hadiah hattrick penalti dari wasit. Peluang penalti itu akhirnya sukses dikonversi menjadi gol, semuanya dari kaki Akram Afif, yang akhirnya menjadi top skor Piala Asia 2023.
Sementara itu Pantai Gading, perjalanan mereka dalam menjuarai kompetisi empat tahunan di benua hitam itu bisa dibilang lebih heroik dan dramatis.
Tim yang menjadi tuan rumah Piala Afrika 2023 ini sempat terseok-seok selama fase grup, bahkan mereka hanya mendapatkan tiga poin saja.
Pantai Gading hanya menang sekali di laga pembuka, yakni saat melawan Guinea Bissau, namun dua laga setelahnya mereka tumbang.
Tim yang diperkuat Seko Fofana, Franck Kessie, dan Sebastian Haller ini kalah dari Nigeria, dan juga negara kecil sekelas Guinea Ekuatorial.
Pencapaian mereka selama fase grup jauh dari ekspektasi publik lantaran sebagai tuan rumah, Pantai diharapkan bisa tampil impresif.
Kekalahan 4-0 dari Guinea Ekuatorial membuat mereka langsung memecat pelatih kepala, Jean Louis Gasset.
Saat pemecatan itu, Pantai Gading sebenarnya masih memiliki peluang lolos ke 16 besar melalui jalur peringkat tiga terbaik.
Pada akhirnya mereka benar-benar lolos ke fase gugur lewat jalur tersebut, menempati urutan empat dalam daftar klasemen tiga terbaik.
Posisi Jean Louis Gasset yang tadinya memegang kendali pelatih, kemudian digantikan oleh Emerse Fae yang sebelumnya merupakan Asisten pelatih.
Baca juga: Hasil Nigeria vs Pantai Gading: Gol Eks Barcelona & Haller Bawa Tuan Rumah Juara Piala Afrika 2024
Pergantian pelatih ternyata kini malah membawa sebuah pencapaian yang menakjubkan bagi Pantai Gading.
Pantai Gading tampak bangkit setelah mereka dikalahkan 4-0 oleh Guinea Ekuatorial.
Mereka harus melewati juara bertahan Senegal melalui adu penalti di babak 16 besar setelah menyamakan gol di lima menit terakhir waktu normal.
Lalu di perempat final melawan Mali, mereka membutuhkan gol penyeimbang di menit-menit akhir perpanjangan waktu.
Kemenangan mereka di semifinal atas DR Kongo merupakan kemenangan yang sangat tipis, 1-0.
Negara legenda Chelsea, Didier Drogba itu menjadi tuan rumah pertama yang mencapai final dalam sembilan turnamen terakhir sejak Mesir pada tahun 2006.
Dan final Pantai Gading akhirnya menuntaskan dongeng indahnya dengan keluar sebagai juara, mengakhiri puasa Piala Afrika setelah 8 tahun lamanya.
Tropi 2023 ini menjadi koleksi Pantai Gading yang ketiga, setelah kali terakhir diraih pada tahun 2015, dibawah asuhan Herve Renard.
Adapun gelar Piala Afrika pertama Pantai Gading didapat sudah lebih dari 30 tahun lalu, yakni pada 1992.
(Tribunnews.com/Tio)