Jangan Cuma Scudetto, Inter Milan Ditantang Pecahkan Rekor Juventus Satu Dekade Silam
Inter Milan ditantang untuk tak hanya Scudetto juara Liga Italia, tapi juga memecahkan rekor 10 tahun lalu milik Juventus.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Inter Milan hampir pasti meraih gelar juara Liga Italia musim 2023/2024. Namun Scudetto tidak cukup untuk buktikan supremasi Inter Milan, mampukah Lautaro Martinez dkk pecahkan rekor Juventus?
Secara matematis masih bisa dikejar tim lain, namun status Inter Milan sebagai capolista alias pemuncak Klasemen Liga Italia sangatlah nyaman.
Hingga pekan ke-29, tim asuhan Simone Inzaghi sudah mengumpulkan 76 poin, unggul 14 angka dari AC Milan yang berada di posisi kedua.
Inter Milan juga dominan dengan meraih 24 kemenangan, empat hasil imbang, serta hanya menelan satu kekalahan sejauh ini.
Untuk urusan produktivitas, mereka juga di posisi teratas dengan mencetak 71 gol dan hanya kebobolan 14 kali.
Performa superior itu membuat Inter ditantang untuk memecahkan rekor 102 poin milik Juventus saat meraih scudetto pada musim 2013/2014, atau sedekade silam, dalam laporan SempreInter.
Hingga kini belum ada yang pernah melaluinya, bahkan Bianconeri sendiri saat mereka masih dominan.
Melihat kondisi saat ini, Nerazzurri amat berpeluang untuk melewatinya.
Syaratnya hanya satu, yakni meraih kemenangan di sembilan laga sisa. Dengan begitu, Inter akan finis dengan koleksi 103 poin.
Syarat tersebut bukan hal yang muluk untuk diraih Inter, sebab mereka berhasil merebut 10 kemenangan beruntun dalam rentang Januari-Maret tahun ini.
Hanya saja, tantangan biasanya hadir bila sudah mengunci titel beberapa pekan lebih cepat.
Baca juga: Janji AC Milan untuk Derby della Madonnina, Haram Inter Milan Scudetto di San Siro
Hal ini bisa menurunkan motivasi karena sisa laga tak lagi memiliki urgensi tinggi.
Dalam kondisi tersebut, tak heran jika pelatih biasanya suka menurunkan pemain muda atau yang kerap jadi penghangat bangku cadangan untuk mendapat kesempatan tampil.
Situasi di atas terjadi pada Napoli musim lalu. Fokus yang terpecah dengan Liga Champions serta jarak poin yang terlalu jauh dengan para rival di Serie A diyakini membuat Napoli melambat jelang garis finis.