Alhasil setiap kali memasuki wilaya sepertiga lapangan akhir, serangan Arsenal selalu saja gagal.

Gol yang ditunggu Arsenal akhirnya tercipta jelang berakhirnya babak pertama.

Ialah Leandro Trossard yang menjadi tokoh utama terciptanya gol pemecah kebuntuan Arsenal.

Menerima umpan dari Gabriel Jesus, tendangan tak terduga Trossard bersarang di pojok kiri gawang Wolves yang dijaga Jose Sa.

Gol pemain asal Belgia itu akhirnya memecahkan deadlock dan membawa Arsenal unggul satu gol atas Wolves di babak pertama.

Jalannya laga babak kedua kian intens, Wolves selaku tuan rumah memberi perlawanan lebih keras.

Ketidakhadiran Pedro Neto benar-benar membuat setengah serangan Wolves berkurang.

Sementara, Arsenal terus mengandalkan sisi sayapnya dalam memborbardir pertahanan lawan.

Saka dan Trossard secara bergantian menguliti sisi sayap Wolves, namun belum ada hal berbahaya tercipta.

Di lini pertahanan, kecemerlangan David Raya mampu menggagalkan setiap serangan Wolves.

Performa Kiwior dalam hal bertahan pada babak kedua juga membaik ketimbang paruh pertama.

Alhasil pertahanan Arsenal lebih disiplin dan makin sulit ditembus pada babak kedua oleh Wolves.

Di sisa waktu yang ada, kedua pelatih melakukan kontra strategi untuk mengubah jalannya laga.

Hanya saja memang tidak banyak perubahan signifikan terhadap pengaruhnya ke pertandingan.

Pada masa tambahan waktu, deretan peluang emas diciptakan pemain Arsenal.

Puncaknya, Odeegard akhirnya mengunci kemenangan Arsenal lewat golnya menit 94.

Kemenangan dua gol tanpa balas melawan Wolves pun melambungkan posisi Arsenal ke puncak klasemen lagi.

Dengan raihan 74 poin, Arsenal unggul dua angka dari Manchester City dan tiga angka dari Liverpool.

(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)