Mimpi Kaba Diawara Bawa Timnas Guinea ke Olimpiade setelah 56 Tahun
Pelatih Guinea Kaba Diawara bertekad untuk membawa tim yang dilatihnya ke Olimpiade Paris 2024.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Guinea Kaba Diawara bertekad untuk membawa tim yang dilatihnya ke Olimpiade Paris 2024.
Satu tiket turnamen sepakbola Olimpiade Paris 2024 akan diperebutkan antara Guinea dan Timnas U23 Indonesia pada 9 Mei 2024 mendatang di Clairefontaine, Paris.
Kedua tim sama-sama mengincar sejarah setelah lama tak tampil di turnamen sekelas Olimpiade. Terakhir kali sepakbola Indonesia berlaga di Olimpiade adalah pada tahun 1956 di Melbourne.
Sedangkan Guine juga cukup lama tak tampil. Terakhir kali mereka berlaga di Olimpiade adalah 56 tahun lalu, tepatnya di Olimpiade Meksiko 1968.
Demi misi mencapai target tersebut, federasi Guinea telah menunjuk pelatih baru, yakni Kaba Diawara, yang merupakan mantan pemain Arsenal dan PSG.
Kaba pernah membela Girondins Bordeaux, lalu bermain untuk Arsenal pada tahun 1999, serta beberapa kali main bersama Paris Saint-Germain.
Diawara mengaku sudah sangat siap untuk lolos ke Olimpiade. Pemenang duel Indonesia vs Guinea nantinya akan tergabung di grup A bersama tuan rumah Prancis, Amerika Serikat dan Selandia Baru.
"Kami akan berada di grup kematian, sama seperti saat kami berada di AFCON terakhir. Tidak ada kesempatan untuk bersantai atau memikirkan hal-hal secara berlebihan, yang dalam beberapa hal baik bagi kita," kata Diawara dalam wawancara bersama FIFA beberapa waktu lalu.
"Alasan federasi memanggil saya dan staf saya adalah karena kami bisa memberikan ketelitian pada tim ini. Kami akan segera mulai bekerja karena tenggat waktunya singkat. Kami hanya punya satu pertandingan, jadi itu sukses atau gagal," imbuhnya.
Baca juga: Adu Mahal Harga Pasar Timnas U23 Indonesia vs Guinea: Garuda Kalah Telak, 4 Kali Lipatnya Irak
Diawara lahir di Prancis dan menghabiskan sebagian besar harinya dengan bermain di sepakbola di Prancis.
Dengan membawa Guinea tampil di Olimpiade, hal itu akan menjadi sebuah pencapaian besar dalam hidupnya.
"Ini akan seperti menjadi lingkaran penuh! Berkompetisi di Olimpiade adalah impian yang ingin saya wujudkan."
"Jika kami berhasil lolos, saya pikir Guinea bisa bermain di Parc des Princes, tempat saya dulu bermain. Saya merasa seperti mengambil langkah mundur ke masa lalu. Itu adalah halaman belakang rumah saya lebih dari dua dekade yang lalu,"