Xabi Alonso Merasa Bangga Melihat Rekor ke Belakang, Sakit Akibat Kalah dari Atalanta
PELATIH Bayer Leverkusen, Xabi Alonso mengatakan timnya akan melihat ke belakang dengan bangga atas rekor dahsyat tak terkalahkan dalam 51 laga.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Dan Lookman, menjadi pahlawan tak terduga Atalanta dengan mencetak dua gol dalam 26 menit pertama sebelum mengunci kemenangan 15 menit menjelang bubaran.
Kemenangan ini mengakhiri upaya Gasperini untuk meraih trofi utama selama dua dekade.
Seperti yang mereka lakukan saat menghadapi tim kelas berat Premier League, Liverpool, dan finalis tiga kali Olympique de Marseille di dua babak sebelumnya, Atalanta tidak memberikan kesempatan kepada lawan-lawannya untuk berkembang.
Mereka dengan berani bermain agresif, menyerbu dari berbagai penjuru, dan saat kehilangan bola terus menekan lawan, seolah tak memberi kesempatan bagi pasukan Leverkusen untuk masuk ke kotak penalti.
"Kami harus tampil menyerang, tidak cukup hanya dengan bertahan. Kami tahu tim-tim ini hebat dalam menyerang. Semuanya luar biasa," kata Gasperini kepada Sky Sports Italia, merujuk pada mereka yang dikalahkan timnya untuk menjadi klub Italia pertama di kompetisi ini sejak Parma 25 tahun lalu.
"Cara kami melakukannya adalah hal yang paling penting, kami pantas mendapatkannya tanpa keraguan sedikit pun melawan tim sekuat itu. Memenangkan Europa League adalah sebuah pencapaian yang luar biasa," ujarnya.
Leverkusen, yang diluki "Neverlusen" setelah tak terkalahkan dalam 51 laga musim ini, memulai pertandingan dengan tidak percaya diri.
Skuat asuhan Xabi Alonso ini juga tak biasanya melakukan sejumlah kecerobohan. Dan Atalanta pun menghukumnya dengan sangat keras.
Dimulai dengan peluang pertama dari Gianluca Scamacca, yang gagal memaksimalkan sundulannya dari umpan silang Matteo Ruggeri.
Itu menjadi sinyal bahaya. Saat peluang berikutnya tercipta menit ke-12, La Dea tak lagi menyia-nyiakannya. Davide Zappacosta diberi terlalu banyak ruang di sisi kanan untuk melepas umpan mendatar di depan gawang.
Lookman datang dari belakang mendahului pergerakan Exequiel Palacios yang coba menekelnya, untuk mencetak gol pembuka.
14 menit kemudian, penyerang asal Nigeria ini seperti berada di alam mimpi saat pergerakannya kembali berujung gol. Bermula dari kesalahan lini belakang Leverkusen, bola mengarah ke Lookman.
Dia melakukan atraksi dengan melewati satu pemain bertahan, meliuk-liuk dulu sebelum melepaskan tendangan melengkung dengan kaki kanannya ke pojok kanan bawah gawang dari luar kotak penalti.
Leverkusen mengganti sang pemain bertahan, Josip Stanisic, dengan sang pencetak gol terbanyak, Victor Bonifasius, saat turun minum.
Pelatih Xabi Alonso juga terlihat mengubah formasi dengan menumpuk lebih banyak pemain di lini depan untuk menambah daya serang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.