Xabi Alonso Merasa Bangga Melihat Rekor ke Belakang, Sakit Akibat Kalah dari Atalanta
PELATIH Bayer Leverkusen, Xabi Alonso mengatakan timnya akan melihat ke belakang dengan bangga atas rekor dahsyat tak terkalahkan dalam 51 laga.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Namun hal tersebut tidak banyak mengubah keadaan. Leverkusen sebelumnya hanya gagal mencetak gol satu kali selama pertandingan yang menampilkan 42 kemenangan di semua kompetisi. Mereka juga tercatat sebagai tim yang biasa memberikan kejutan di menit-menit akhir, dengan mencetak 17 gol pada atau setelah menit ke-90.
Tapi kali ini, peluang untuk bangkit kembali memudar saat menghadapi lini belakang Atalanta yang tangguh, dan sangat disiplin.
Lookman kemudian benar-benar mengubur harapan Leverkusen untuk bangkit dengan gol ketiganya di menit ke-75. Kali ini berupa serangan balik.
Scamacca memberi umpan kepada Lookman yang posisinya masih dikawal bek lawan. Ini seperti memberi kesan bahwa para pemain Atalanta memercayakan Lookman sebagai penuntas serangan.
Dengan gerakan atraktif, dia meliuk-liuk dulu sebelum melepaskan tendangan ke pojok atas gawang, kali ini dengan kaki kirinya!
Lookman pun tampak terperangah, seakan tak percaya dengan hattricknya kemarin. Dan ia kemudian tenggelam dalam pelukan rekan-rekannya. Itulah hattrick pertama di final turnamen besar Eropa sejak Jupp Heynckes melakukannya untuk Borussia Moenchengladbach di Piala UEFA 1975.
"Ini adalah salah satu malam terbaik dalam hidup saya," ujar Lookman, yang memeluk bola pertandingan saat menerima medali juara, kepada TNT Sports. "Itu adalah penampilan yang luar biasa dari tim. Kami berhasil... Kami membuat sejarah malam ini."
Lookman, yang merupakan pemain muda internasional Inggris, sebelum pindah ke timnas senior Nigeria, memuji staf pelatih Atalanta dan kepemimpinan pelatih Gian Piero Gasperini atas kebangkitannya. Sejak tiba di klub, ia telah mencetak 30 gol dalam 76 pertandingan.
Penyerang dengan tinggi 1,74 m ini secara khusus menunjuk pada keyakinan Gasperini dalam sepak bola menyerang yang telah membantunya berkembang.
"Percakapan pertama yang saya lakukan dengannya membuat saya melihat sepak bola dengan cara yang berbeda. Ia membuat segalanya menjadi sederhana. Ia membuat saya bisa memainkan permainan saya dengan cara yang berbeda. Saya sangat berterima kasih kepadanya," katanya.
Ketika ditanya apakah ia membayangkan malam seperti itu dalam mimpinya yang paling liar ketika memulai kariernya sebagai remaja di Charlton Athletic, Lookman menjawab: "Mungkin ya."
"Saya selalu memiliki kepercayaan diri dalam kemampuan saya untuk menciptakan, mencetak gol, membantu rekan-rekan setim. Dalam dua tahun terakhir saya mampu membawa permainan saya ke level yang lebih tinggi," ujarnya.
Lookman berjanji, ini bukanlah trofi pertama, dan terakhir untuk Atalanta. "Ini baru permulaan. Saya berharap akan ada malam-malam terbaik lainnya seperti ini, dan kami akan terus semakin membaik," ujarnya saat konferensi pers.
(Tribunnews/den)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.