Xabi Alonso Merasa Bangga Melihat Rekor ke Belakang, Sakit Akibat Kalah dari Atalanta
PELATIH Bayer Leverkusen, Xabi Alonso mengatakan timnya akan melihat ke belakang dengan bangga atas rekor dahsyat tak terkalahkan dalam 51 laga.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Xabi Alonso Merasa Bangga Melihat Rekor ke Belakang, Sakit Akibat Kalah dari Atalanta
TRIBUNNEWS.COM- PELATIH Bayer Leverkusen, Xabi Alonso mengatakan timnya akan melihat ke belakang dengan bangga atas rekor dahsyat tak terkalahkan dalam 51 laga.
Namun, mereka juga harus memanfaatkan rasa sakit akibat kalah di final Liga Europa kemarin (23/5), untuk memacu mereka ke final lainnya dalam waktu tiga hari.
Leverkusen masih bisa memenangi gelar ganda domestik jika menang melawan tim strata kedua Kaiserslautern di final Piala Jerman, akhir pekan ini (26/5).
"Hal yang normal adalah tidak kalah di pertandingan ke-52. Biasanya hal itu terjadi jauh di awal musim.
Apa yang telah kami capai sungguh luar biasa dan kami harus benar-benar bangga, mungkin suatu saat nanti, tetapi yang pasti hari ini menyakitkan," kata Alonso pada konferensi pers.
"Ini akan menjadi tantangan bagi kami bagaimana kami bangkit dari kekalahan hari ini dan bagaimana kami mengatasi rasa sakit.
Mari kita mencoba dan memberikan pengaruh besar pada pola pikir kami akhir pekan nanti," katanya.
Ademola Lookman Hattrick, Atalanta Setop Bayer Leverkusen
ADEMOLA Lookman mencetak hattrick menakjubkan saat Atalanta mengalahkan tim favorit, Bayer Leverkusen 3-0 pada final Liga Europa di Stadion Aviva, Dublin, Republik Irlandia, Kamis (23/5) dini hari.
Itu menjadi trofi pertama Atalanta dalam 61 tahun, dan trofi kedua utama kedua mereka sejak klub ini didirikan di Bergamo, Italia 117 tahun lalu. La Dea secara tak terduga berhasil mengakhiri rekor tak terkalahkan Leverkusen di laga ke-51-nya musim ini.
Lookman, yang berjuang keras untuk membuktikan diri di Liga Primer Inggris bersama Everton, Fulham dan Leicester City sebelum menghidupkan kembali kariernya di Italia di bawah asuhan pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini.
Tapi di La Dea pun kariernya tak berlangsung mulus. Persaingan ketat membuatnya tak selalu menjadi pilihan utama.
Kemarin, pelatih Gasperini memberinya kesempatan berkiprah di lini depan, di sisi kiri penyerang bertandem dengan Gianluca Scamacca, dan Charles De Ketelaere dalam formasi 3-4-3.