Format Liga 1 Kembali ke Setelan Pabrik, Beban Persib Bandung Pertahankan Mahkota Juara
Berstatus sebagai juara bertahan Liga 1, Persib Bandung punya tantangan untuk menaklukkan Liga Indonesia ketika formatnya kompetisi penuh.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Saat menjadi juara Liga Indonesia perdana pada tahun 2014 silam, Persib menjuarai kompetisi dengan format knock-out system.
Kompetisi Liga Indonesia yang kala itu masih dibagi dua wilayah yakni wilayah 1 (timur) dan wilayah 2 (barat).
Persib berhak lolos ke fase delapan besar alias Championship Series dengan status runner-up di wilayah dua.
Lalu pada fase berikutnya, Persib akhirnya berhasil melewati babak penyisihan dengan status juara grup.
Dilanjutkan dengan keberhasilan Persib yang mengalahkan Persipura pada laga final untuk mengklaim gelar Liga 1 2014.
Situasi tak jauh beda ditorehkan Persib saat berhasil menjuarai Liga 1 pada musim lalu dengan format Championship Series.
Lolos ke babak Championship Series dengan status runner-up, Persib justru mampu keluar sebagai juara pada akhir kompetisi.
Setelah mengalahkan Bali United di semifinal, Persib berhak mengklaim gelar juara usai pesta gol atas Madura United di final.
Berkaca dari fakta di atas, nyatanya format Championship Series ataupun Knockout System seakan menguntungkan Persib.
Bukti bahwa Persib sukses memenangkan dua gelar juara Liga Indonesia dengan format tersebut jelas tak bisa dibantah lagi.
Kini, beban tak mudah akan dipikul Persib saat mengarungi Liga 1 yang kembali menggunakan format lama musim depan.
Dengan status juara bertahan, Bojan Hodak selaku pelatih seakan ditantang bisa membawa Persib juara perdana dengan format kompetisi penuh.
Laga pembuka Liga 1 2024/2025 sendiri dijadwalkan akan mempertemukan Persib kontra PSBS Biak pada 9 Agustus 2024.
Layak dinanti sejauh mana Persib bisa mempertahankan performa terbaiknya musim depan untuk mempertahankan gelar?
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)