Jerman Bernafsu Sapu Bersih Kemenangan
TIMNAS Jerman mengincar untuk bisa melakukan sapu bersih kemenangan di fase grup. Jerman yang sudah dipastikan lolos ke 16 Besar
Penulis: Muhammad Barir
Editor: Hendra Gunawan
Pertandingan Jerman melawan Swiss akan berlangsung di Frankfurt, tempat Inggris dan Denmark bermain sebelumnya, dengan kedua belah pihak kesulitan dengan cara bermainnya.
Namun Deniz Undav mengatakan tim hanya perlu beradaptasi dengan permukaan lapangan.
“Masih ada beberapa hari lagi, jadi mungkin kondisi lapangan akan membaik sampai saat itu,” kata sang penyerang.
"Tetapi Anda harus bisa beradaptasi dengan kondisi. Kami ingin menang. Jadi, apakah kami bermain di rumput atau batu, kami harus menang."
Sementara itu, pemain Swiss Xherdan Shaqiri paham bahwa timnya harus menghadapi tantangan terberat.
“Kami tahu kami sekarang menghadapi tim yang kaliber berbeda dengan serangan super mereka dan euforia [sebagai tuan rumah],” ujarnya.
"Tapi kami menghadapi pertandingan ini dengan percaya diri dan menantikannya. Jelas, kami ingin merepotkan Jerman."
Superkomputer Opta membuat Jerman difavoritkan untuk menjuarai grup, dengan kemungkinan 77 persen tuan rumah menjadi juara.
Ini akan menjadi pertemuan pertama Swiss dan Jerman di turnamen besar sejak Piala Dunia 1966; Jerman Barat mengalahkan Swiss 5-0 di babak grup. Mereka juga bertemu di Piala Dunia 1938 dan 1962.
Jerman selalu memenangkan tiga pertandingan terakhir mereka di turnamen internasional besar.
Mereka bertujuan untuk menjadi negara tuan rumah ketiga yang memenangkan ketiga pertandingan penyisihan grup mereka di satu edisi Kejuaraan Eropa setelah Belanda pada tahun 2000 dan Prancis pada tahun 1984.
Namun Swiss tidak terkalahkan dalam tiga laga terakhirnya melawan Jerman (Menang 1 Seri 2), dengan tiga laga tersebut menghasilkan 16 gol, rata-rata 5,3 per laga. Swiss telah kalah 16 kali dari 18 pertandingan sebelumnya melawan Jerman (imbang 2), jadi mereka tidak boleh dianggap remeh.
Lapangan Frankfurt yang licin tidak akan mempengaruhi performa, kondisi itu berdampak kecil pada kinerja tuan rumah saat mereka berupaya mengunci posisi teratas di grup.
Kualitas lapangan terlihat jelas saat hasil imbang 1-1 antara Inggris dan Denmark dengan pemain kedua tim berulang kali tergelincir.
Pemain Inggris Kyle Walker mengganti sepatunya di awal pertandingan setelah terpeleset.