Piala Presiden, Memajukan Industri Sepak Bola Indonesia dengan Sinergi: dari Fair Play, hingga UMKM
Faktor memajukan industri sepak bola dengan fairplay dan transparansi, untuk menciptakan ekosistem yang baik sehingga memberikan dampak positif.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Momen krusial kembali terjadi pada injury time babak kedua di mana Arema FC sukses mencetak gol lewat sontekan Charles Lokolingoy. Tetapi sebelum proses gol Lokolingoy, dalam tayangan VAR yang ditinjau Sance ada handball yang dilakukan oleh Dedik Setiawan sehingga gol Charles dianulir wasit.
“After on field review, sebelum gol handball nomor 27 (Dedik Setiawan), final decision cancel goal,” ucap Sance dengan tegas.
Penggunaan VAR dalam sepak bola Indonesia merupakan sesuatu langkah maju yang baru pada era kepengurusan PSSI Erick Thohir. Pertama kali digunakan pada pertandingan final Elite Pro Academy (EPA) U-20 yang mempertemukan Persis Solo vs Persita Tangerang pada Maret 2024.
Kemudian kembali diterapkan pada Championship Series Liga 1 2023/2024, dan penggunaan di Piala Presiden sekaligus untuk memastikan kesiapan perangkat pertandingan dan alat VAR yang bakal diterapkan pada kompetisi resmi Liga 1 2024//2025. Sebuah langkah kemajuan untuk mendorong sepak bola Indonesia lebih baik dan fairplay.
Sikap fairplay juga tercermin dari suporter tuan rumah Piala Presiden yang memiliki rasa legawa, bisa menerima kekalahan tim kesayangan mereka ketika bermain di kandang.
Mulai dari Persib Bandung dan Bali United yang tidak lolos saat babak penyisihan grup, lalu disusul Persis Solo ketika tersisih dari Arema FC di babak semifinal Piala Presiden. Tidak ada kericuhan dan keributan yang terjadi, dan harapannya sikap ini bisa berlanjut pada kompetisi resmi musim 2024/2025 agar larangan away suporter tim tamu bisa dicabut.
Kepahitan itu pernah dirasakan oleh suporter Borneo FC, di mana mereka menerima kekalahan meskipun tim kesayangan mereka kalah dalam laga final Piala Presiden yang berlangsung di Stadion Segiri (tahun 2022). Hingga yang terbaru, Borneo FC pun kembali menerima kekalahan dari Arama FC pada laga final.
"Soal menerima kekalahan, kami sudah sering merasakan hal itu, bahkan final tahun 2022 di Samarinda, di kendang. Alhamdulillah di Samarinda kami tidak ada rusuh tidak ada rebut, kami legowo, kami menerimanya dengan lapang dada," ucap Rio, Capo Pusamania kepada Tribunnews.
"Ayo kita sama-sama menjunjung tinggi persaudaraan, 90 menit okelah kita saling psywar saling ejek-ejekan tapi itu hanya 90 menit. Lepas dari itu kita bersaudara, satu Indonesia. Bila semua supporter bisa bersatu semoga untuk larangan away bisa dicabut oleh FIFA," sambungnya.
Industri Sepak Bola
Selain fairplay, sistem yang dibangun dalam turnamen Piala Presiden adalah industri sepak bola. Itu artinya sebagai sebuah event mampu menguntungkan semua pihak yang terlibat.
Mulai dari klub partisipan yang terdiri dari pemain, pelatih, dan tim ofisial, panitia pelaksanaan pertandingan, hingga penikmat sepak bola sebagai sebuah tontonan hiburan rakyat. Tidak lupa dalam kelangsungannya juga melibatkan para sponsor dan UMKM.
Semua aspek tersebut memiliki benang merah yang saling berhubungan dan menguntungkan.
Ara mencontohkan, Piala Presiden diselenggarakan tidak menggunakan uang negara, APBN, dan sponsor dari BUMN. Keuangan Piala Presiden berasal dari pihak swasta yang bersedia menjadi sponsor.
“Kita tidak pernah pakai uang negara, tidak pernah pakai APBN, tidak pernah pakai sponsor BUMN. Terbukti kita bisa membangun industri olahraga yang dibangun bukan dengan keuangan negara tetapi dari swasta 100 persen,” beber Ara.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia