Piala Presiden, Memajukan Industri Sepak Bola Indonesia dengan Sinergi: dari Fair Play, hingga UMKM
Faktor memajukan industri sepak bola dengan fairplay dan transparansi, untuk menciptakan ekosistem yang baik sehingga memberikan dampak positif.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Bagian Keuangan Piala Presiden, Vincentius Dominic mengungkapkan, sponsor Piala Presiden 2024 adalah yang terbesar dalam Sejarah. Pemasukan awalnya sebesar Rp48 miliar, lalu bertambah sebesar Rp30 miliar saat memasuki babak semifinal, dan semua itu berasal dari pihak swasta.
“Sponsor yang terkumpul hingga 29 Juli sebesar Rp78 miliar dan ini saya rasa yang terbesar dari sejak Piala Presiden pertama bergulir yaitu tahun 2015,” ungkap Dominic.
Sponsor dengan dukungan terbesar adalah dari pihak broadcasting, yakni Indosiar sebesar Rp18 miliar, kemudian dari PT Adaro Indonesia, PT Barito Pacific, Sinarmas Grup, Astra Financial Grup, PT Kukuh bagian dari Sedayu Grup, dan Indofood yang masing-masing memberikan suntikan dana sebesar Rp10 miliar.
Jumlah sponsor yang masuk tidak hanya berhenti di situ, pada 31 Juli, ada tambahan Rp1 miliar dari PT Indika Energy sehingga total sponsor pada Piala Presiden 2024 sebesar Rp79 miliar.
“Berkat dukungan dari pihak sponsor swasta ini, kita akan diaudit secara internasional oleh Pricewaterhouse Coopers (PWC) yang nanti hasil laporannya akan dipublish ke publik,” kata Dominic.
“Jadi Piala Presiden ini menjadi contoh bagaimana suatu turnamen diselenggarakan dengan mandiri, professional, akuntable, dan bertanggung jawab baik kepada pihak sponsor maupun ke pecinta sepak bola Indonesia,” sambungnya.
“Piala Presiden ini adalah kepercayaan,” tambahnya.
Dominic juga tak sungkan membeberkan informasi soal pendapatan yang diterima klub hingga babak semifinal Piala Presiden 2024. Mulai dari match fee, biaya perjalanan, dan penginapan. Untuk diketahui match fee untuk tim menang mendapatkan Rp350 juta, imbang Rp250 juta, dan yang kalah dapat Rp150 juta. Kota yang mendapat amanat untuk menjadi tuan rumah, yakni Bandung, Bali, dan Solo mendapatkan subsidi sebesar Rp1,5 miliar.
Borneo FC, tim yang juara Grup A dengan rincian 2 kali menang dan sekali imbang menghasilkan Rp 1.673.750.000, lalu Persis Solo sebagai runner-up meraup pemasukan sebesar Rp 1.455.750.000.
Arema FC dari juara Grup B mendapatkan Rp1.506.000.000 dan Persija sebesar Rp 1.436.500.000 hingga babak semifinal Piala Presiden 2024.
“Untuk match fee serta travel subsidi kepada semua peserta klub sampai dengan saat ini semua sudah terealisasi dan tidak ada yang kami tahan-tahan, semuanya transparan,” beber Dominic.
Pengumuman itu langsung dikonfirmasi oleh manajer, media officer, dan pemain dari klub di atas saat acara di Pracima Twin Mangkunegaran.
Manajer Arema FC, Wibi Dwi Andreas mengungkapkan, soal pencairan match fee Piala Presiden dilakukan sesuai regulasi.
“Sesuai regulasi Piala Presiden, setelah pertandingan besoknya. Mantap,” kata Wibi sambil tersenyum saat dikonfirmasi Tribunnews pada Jumat (2/8/2024)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia