Piala Presiden, Memajukan Industri Sepak Bola Indonesia dengan Sinergi: dari Fair Play, hingga UMKM
Faktor memajukan industri sepak bola dengan fairplay dan transparansi, untuk menciptakan ekosistem yang baik sehingga memberikan dampak positif.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
“Terima kasih kepada penyelenggara karena telah mengundnag kita ikut Piala Presiden. Kita bisa mencoba para pemain untuk kompetisi resmi Liga 1,” tambahnya.
Farid Abubakar, Manajer Borneo FC melihat sisi positif turnamen ini bisa memberikan income yang berarti untuk klub. Pemasukan dari turnamen Piala Presiden bisa digunakan sebagai operasional Borneo FC.
“Kita tidak keluar uang di sini karena kita dapat match fee, transport, semua kita dapat,” kata Farid soal Piala Presiden.
“Alhamdulillah kita bisa masuk final yang pastinya ada hadiah. Entah itu juara 1 atau 2, itu bagus buat kita bayar gaji pemain, dp kontrak pemain, dan sebagainya,” tambah Farid.
Untuk diketahui, juara Piala Presiden 2024 mendapatkan hadiah sebesar Rp 5.250.000.000, lalu tim peringkat kedua Rp 2.750.000.000, ketiga Rp 1.750.000.000, dan keempat 1.250.000.000. Masing-masing peringkat mengalami kenaikan sebesar Rp 250 juta seiring jumlah sponsor yang masuk hingga semifinal.
Sokong UMKM dan Hiburan Rakyat
Sebelum pertandingan semifinal Piala Presiden Borneo FC vs Persija dan Persis Solo vs Arema FC, Maruarar Sirait mengelilingi stand UMKM dan sponsor yang ada di area Stadion Manahan. Pria berdarah Batak itu ingin memastikan pesan Presiden Joko Widodo soal tumbuh kembang UMKM dalam turnamen ini berjalan dengan baik.
Jadi, tidak hanya ajang sepak bolanya saja yang berjalan, tetapi juga roda kehidupan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan ini berlaku di setiap daerah penyelenggaraan Piala Presiden. Mudai dari Bandung, Bali, dan Solo.
“Saya rasa kita harus bermanfaat bagi orang lain. Saya senang bisa menjalankan arahan dari pak Jokowi, UMKM harus Bahagia, happy dagangannya makin laku karena Piala Presiden 2024,” kata Ara kepada awak media di Stadion Manahan, Solo pada Rabu (31/7/2024).
“Saya datang ke beberapa stand sponsor dan UMKM, saya lihat, saya beli, dan saya senang ini win-win solution. Jadi mereka mendapat keuntungan dan marketingnya jalan. Itulah industry olahraga karena tidak menggunakan APBN dan BUMN,” jelasnya.
Pada kesempatan yang berbeda di Pracima Twin Mangkunegara, sejumlah UMKM khususnya kuliner juga diundang dan membuka stand mereka untuk menjamu para tamu press conference yang hadir.
Kehadiran mereka disambut senang oleh Kanjeng Gusti Bhre yang menurutnya sebuah kolaborasi yang baik antar-generasi dari pelaku UMKM legendaris Kota Solo hingga yang kekinian.
“Malam ini berkumpul UMKM yang diundang, ada yang legend, udah lama dan tua di Solo, ada yang baru juga, jadi kombinasi dari dua generasi yang menyenangkan dan ini spirit yang saya rasa juga dibawa dari teman-teman yang menyelenggarakan Piala Presiden,” ungkap Kanjeng Gusti Bhre pada Jumat (2/8/2024).
“UMKM bisa masuk dan kita nikmati dalam keraton sungguh luar biasa, semoga UMKM semakin maju,” harapnya.
Upaya itu dilakukan agar euforia Piala Presiden bisa dirasakan oleh berbagai elemen di Kota Solo dan yang paling menarik ketika sepak bola ditujukan kepada mereka yang mungkin belum pernah menonton secara langsung di stadion. Tidak sedikit dari mereka yang belum memiliki kesempatan ‘nribun’ istilah kerennya untuk menyaksikan pertandingan sepak bola secara langsung di stadion.
Penyelenggara Piala Presiden membagikan tiket gratis, termasuk laga final pada Minggu (4/8/2024) kepada Sekolah Sepak Bola (SSB), Kelas Khusus Olahraga (KKO), Sekolah Menengah Pertama (SMP), anak-anak Yatim Piatu, hingga Pondok Pesantren.
Amron, salah seorang dari perwakilan Pondok Pesantren Al Quraniy Az Zayadiy Sukoharjo, mengungkapkan kegembiraannya mendapat kesempatan untuk menyaksikan pertandingan sepak bola secara langsung di stadion.
Selama ini, saat penyelenggaraan Piala Presiden, ia bersama teman-teman guru dan murid hanya bisa menyaksikan pertandingan melalui siaran televisi atau koran yang ada di pondok. Namun, pada Minggu malam kemarin suasana baru dan haru menyelimuti perasaan mereka.
“Kami diundang untuk menyaksikan pertandingan Piala Presiden. Yang jelas ini menjadi pengalaman bagi kami yang selama ini belum pernah ‘nribun’ kemudian kita ‘nribun’,” ungkap Amron saat ditemui Tribunnews, Minggu (4/8/2024) sore di Stadion Manahan.
“Tentu ini menjadi pengalaman baik untuk kami dan ini baru pertama kalinya kami ke Stadion Manahan yang dari SMP Az Zayadiy.”
“Kami sangat senang dan bersyukur bisa mendapatkan kesempatan ini, bisa melihat kemegahan Piala Presiden yang selama ini kami saksikan lewat televisi. Sehingga masuk ke Stadion Manahan sangat luar biasa sekali,” jelasnya sambil tersenyum.
Tidak banyak momen seperti ini terjadi dari turnamen atau kompetisi sepak bola lokal, sepeti Liga 1 karena untuk bisa menonton pertandingan di stadion harus membeli tiket terlebih dahulu.
Kegembiraan juga ditunjukkan oleh Joko Susilo, orang tua dari salah seorang pemain tim SSB Putri U12 Surakarta yang tampil dalam penutupan Piala Presiden 2024 melawan kakak-kakak mereka dari Timnas Putri Indonesia.
Bagi Joko, laga yang dimainkan anaknya adalah sebuah momen yang berharga. Apalagi pada kesempatan itu anaknya mampu mencetak gol.
“Saya nonton Piala Presiden 2024 di Stadion Manahan untuk mengantarkan anak kami yang kebetulan tergabung dengan tim Putri Surakarta untuk bertandingan melawan Timnas Putri Indonesia di penutupan Piala Presiden,” ungkap Joko Susilo kepada Tribunnews.
“Sebagai orang tua saya terharu dan bangga. Apalagi tadi yang mencetak gol kebetulan putri saya sendiri. Bahagia yang tidak bisa diungkapkan. Anugrah bagi kami bisa menyaksikan putri kami bertandingan melawan kakak-kakanya di timnas Putri Indonesia,” tambahnya.
Joko berharap, pada tahun yang akan datang ada liga sepak bola putri di Indonesia dan dapat bersaing di level nasional maupun internasional.
Dengan begini, berbagai misi yang diusung Piala Presiden untuk eksamen industri sepak bola Indonesia rasanya sudah berada dalam jalur yang benar dan butuh komitmen yang kuat agar bisa konsisten di setiap musim kompetisi. Tentunya, ekosistem yang sudah terbentuk sedemikian baiknya penting untuk dijaga dan dikembangkan demi sepak bola Indonesia yang lebih baik, dan baik lagi.
Kemajuan industri sepak bola Indonesia tidak bisa dijalankan hanya dari satu pihak, baik atas maupun bawah, melainkan semua elemen yang harus bersinergi. Mulai dari Induk Organisasi Sepak Bola seluruh Indonesia (PSSI) dengan pemerintahan, pihak swasta, sponsor, pelaku industri itu sendiri, hingga masyarakat luas sebagai penikmat hiburan sepak bola.
Harapannya, dengan konsistensi Piala Presiden mampu meningkatkan dan mengembangkan industri sepak bola Indonesia. Tidak hanya itu, ajang yang kerap menjadi wadah pemain muda tampil ini bisa menjadi sarana terciptanya bibit-bibit pemain unggulan di masa depan dan prestasi untuk Indonesia.
“Ekosistem saat ini sudah luar biasa, sudah ada televisi, pemain, manajer, pelatih yang hebat, sponsor yang loyal,” kata Ara.
“Saya pikir ini bisa menjadi contoh yang baik, jangan cederai ekosistem yang sudah bagus ini. Kita punya Ketum PSSI yang hebat, pak Erick Thohir yang punya hubungan baik dengan FIFA dan kita punya Presiden Jokowi yang luar biasa dalam mendukung sepak bola Indonesia,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/Sina)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia