Jejak Digital Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United, Alat Penampar Bualan Erik Ten Hag
Jejak digital berupa statement pedas Ole Gunnar Solskjaer layak bisa dijadikan sebagai alat penampar bualan Erik Ten Hag di Manchester United.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Drajat Sugiri
Hanya saja, dua gelar juara itu nyatanya tak bisa menafikkan bahwa performa Manchester United belum konsisten.
Hal itu dibuktikan dengan rapor merah Manchester United di klasemen akhir Liga Inggris dalam dua musim terakhir.
Pada musim pertamanya, meskipun bisa membawa Manchester United meraih gelar juara Piala Carabao di akhir musim.
Nyatanya, penampilan Manchester United masih jauh dari konsisten, hal itu dibuktikan dengan performa Setan Merah di kompetisi lain.
Di Liga Inggris, Manchester United cukup beruntung bisa menyelesaikan musim di posisi ketiga alias zona Liga Champions.
Hanya saja catatan tajam tertuju pada jumlah kekalahan dan gol yang diciptakan Manchester United musim tersebut.
Meski menyelesaikan musim di posisi ketiga, Manchester United kalah sembilan kali dan hanya mencetak 58 gol.
Bandingkan dengan Newcastle United yang berada di posisi keempat yang cuma kalah lima kali dan mencetak 68 gol.
Situasi lebih mencekam pada musim penuh kedua Ten Hag di Manchester United, sekalipun memenangkan gelar Piala FA.
Di Liga Inggris, untuk pertama kalinya bagi Manchester United terlempar sampai urutan kedelapan era Premier League.
Lalu di Liga Champions, Manchester United jadi bulan-bulanan sebagai juru kunci, sedangkan di Piala FA, sebagai juara bertahan, Setan Merah tersingkir di babak ketiga.
Berkaca dari kondisi tersebut, dua musim pertama Erik Ten Hag nyatanya tak konsisten, meski berakhir dengan dua trofi juara.
Pada musim ini saja tepat musim penuh ketiga Ten Hag di Old Trafford, Manchester United sudah kalah dua kali di tiga laga awal.
Kekalahan dari Brighton dan Liverpool seakan membuat posisi Manchester United terjun bebas ke posisi 14 klasemen.