Rasa was-was yang dimiliki Guardiola terasa wajar mengingat Manchester City butuh skuad terbaiknya untuk mengalahkan Arsenal.

Sebelum De Bruyne, Guardiola telah kehilangan Nathan Ake yang mengalami cedera serius di FIFA Matchday.

Cederanya Nathan Ake dan De Bruyne diakui Guardiola memusingkan dirinya, mengingat jadwal kompetisi yang padat.

"(Cedera Ake dan De Bruyne) mungkin perlu disesalkan, tapi saya juga tidak bisa mengatur jadwal laga," sesal Guardiola.

Khusus De Bruyne, Guardiola memang merasa agak rumit, karena posisinya yang vital di lini tengah Manchester City.

Apalagi Julian Alvarez yang musim lalu biasanya menggantikan De Bruyne telah pindah ke Atletico Madrid.

Satu-satunya pemain yang bisa menggantikan De Bruyne tak lain yakni Ilkay Gundogan.

Hanya saja, kehilangan De Bruyne tetap saja menjadi pukulan telak bagi Guardiola.

Kreativitas, visi bermain dan akurasi umpan De Bruyne masih sulit disamai pemain The Citizens lainnya.

Ditambah, De Bruyne punya statistik mentereng setiap kali melawan Arsenal dalam beberapa musim terakhir.

Dilansir Transfemarkt, De Bruyne terhitung telah bermain melawan Arsenal sebanyak 21 kali.

Dari 21 laga tersebut, De Bruyne mampu membantu The Citizens menang sebanyak 14 kali.

Delapan gol dan lima assist bahkan berhasil diukir De Bruyne setiap kali bertemu Arsenal.

Statistik tersebut menjadi bukti bahwa De Bruyne menjadi salah satu sosok ancaman paling serius bagi Arsenal, selain kehadiran Haaland.