Optimis di Tengah Kegelisahan Manchester United Mencetak Gol
Efisiensi lini depan Manchester United dipertanyakan, seberapa klinis tim asuhan Erik ten Hag mencetak gol setelah melewati 8 laga musim ini.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Efisiensi lini depan Manchester United dipertanyakan, seberapa klinis tim asuhan Erik ten Hag mencetak gol setelah melewati delapan pertandingan dalam 3 kompetisi musim ini?
Permasalahan Manchester United saat ini adalah mencetak gol. Tidak dengan kualitas peluang yang mereka hasilkan, melainkan bagaimana mengkonversikan peluang tersebut menjadi gol.
Menurut data Sky Sports, Manchester United telah menyia-nyiakan 17 peluang emas hingga saat ini, jumlah tertinggi di Liga Inggris dibandingkan tim lainnya.
Pemain paling tidak efisien ketika berada di sepertiga akhir lapangan adalah Bruno Fernandes.
Data Opta menunjukkan, Bruno Fernandes memiliki jumlah tembakan terbanyak (17) dibandingkan pemain lainnya yang tidak mencetak gol di lima liga top Eropa musim ini.
Bahkan di Liga Inggris, hanya tiga pemain yang mencatatkan lebih banyak tembakan daripada dirinya.
Jika dikonversikan ke harapan gol (xG), Bruno Fernandes mencatatkan 1,85 xG tetapi belum satu pun yang berhasil menjadi gol.
Baca juga: Gagal Menang Lagi, Manchester United Perpanjang Status Medioker di Kompetisi Eropa
Pemain depan Man United lainnya, yakni Joshua Zirkzee mencetak satu gol dari harapan 2,19 xG dan Alexander Garnacho 2,19 xG yang juga mencetak satu gol.
Kedua nama di atas berada di belakang Bruno Fernandes.
Seandainya peluang yang dimiliki Manchester United dari pemain di atas mampu dikonversikan menjadi gol, tim asuhan Erik ten Hag bisa duduk di peringkat 5 klasemen Liga Inggris.
Efisiensi Manchester United nyatanya belum berjalan dengan baik.
Untuk diketahui, harapan gol Man United berada di urutan ketiga tertinggi di Liga Inggris dengan jumlah 1,92.
Peluang besar yang mereka hasilkan juga berada di urutan ketiga, termasuk tembakan tepat sasaran, hingga posisi ideal di sepertiga akhir lapangan.
Angka-angka Manchester United jauh lebih baik dibandingkan musim 2023/2024.
Tidak hanya itu, di lini pertahanan Man United sejatinyanya juga mengalami peningkatan.
Mereka menghadapi 10.0 (6) tembakan lawan, dibandingkan musim lalu 17.6 (19). Intersep dan dalam duel pun grafiknya mengalami peningkatan.
Pertandingan terakhir melawan Twente di Liga Eropa, hasil imbang mengejutkan banyak pihak.
Twente hanya memiliki rasio menang 0,3 persen pada pertandingan itu. Manchester United unggul lebih dulu, mendominasi permainan, menghasilkan peluang, tetapi kelengahan mereka membuat lawan mampu menyamakan kedudukan.
Lagi dan lagi yang tidak dapat terhindarkan adalah krisis gol setelah sejumlah peluang yang diciptakan oleh Bruno dan kolega.
Di babak kedua, harapan gol Man United jauh lebih tinggi dibandingkan 45 menit pertama, 1.37xG berbanding 1.0xG.
"Di babak kedua kami menurunkan level dan kebobolan. Kami tidak menyelesaikannya (peluang), kami harus mengejar gol kedua. Mereka tetap hidup dan kami dihukum dengan kesalahan kami sendiri," ucap Erik ten Hag kepada TNT Sports.
Sebelum laga, ten Hag sudah menegaskan, 'bunuh' mereka di kotak penalti, cetak gol sebanyaknya.
Tapi, penampilan Bruno cs tidak mengesankan, mereka tidak mengaplikasikan apa yang dikehendaki oleh ten Hag.
Jika dilihat, dari delapan pertandingan yang sudah dilakoni Man United musim ini menghasilkan 14 gol dengan rata-rata 1,75 per pertandingan.
Tapi, angka tersebut terdistorsi oleh kemenangan 7-0 melawan klub League One, Barnsley.
Di luar laga itu, Man United kesulitan mencetak gol. Padahal sudah melepaskan 68 tembakan di Liga Inggris yang setara dengan 9.59xG, rata-rata 0,141 tembakan dan merupakan yang tertinggi di Liga Inggris dalam lima pekan pertama musim ini.
Hal itu menunjukkan bahwa Manchester United tidak kekurangan dalam menghasilkan peluang, hanya saja kurang efektif dalam memanfaatkannya.
Prediksi Opta, kembalinya Opta dari cedera mungkin bisa memberi penawar luka bagi Man United.
Namun, belum tahu kapan pemain Denmark itu bisa kembali ke lapangan setelah mengalami cedera bahu.
Masalah yang dihadapi Manchester United saat ini bisa berkembang menjadi lebih besar.
Sunderland pada musim 2015/2016 terdegradasi karena tidak efisien memaksimalkan peluang yang mereka hasilkan.
Rasio konversi tembakan mereka ketika tedegradasi adalah 7,5 persen, sedangkan man United saat ini 7,4 persen, beradad di atas Southampton (3,4%) dan Crystal Palace 6,1%.
(Tribunnews.com/Sina)