Daftar Juara Soccer Challenge Kudus Series 3 2024: SDUT Bumi Kartini Jepara Hattrick KU 12
Tingkat peserta kali ini mencapai 1.886 siswi dari dari 116 Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar yang berasal dari Kota Kudus dan sekitarnya
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Bagi Hafiza, kemenangan atas wakil Kudus ini menjadi catatan istimewa tersendiri karena ia juga sukses menjadi pencetak gol terbanyak KU 10. Sejak babak awal hingga partai final, putri kelahiran Pati, 3 Maret 2014 ini berhasil mengemas 47 gol.
“Tadi awalnya deg-degan karena kami sempat ketinggalan di menit awal banget. Aku mengira malah akan kalah. Tapi alhamdulillah ini hasil latihan terus dan dukungan sekolah serta doa orang tua, kami bisa bangkit karena pelan-pelan nambah gol terus. Ini bukti kalau kita tidak boleh menyerah pasti ada hasil,” ucap Hafiza.
Satu catatan apik lainnya, Hafiza selalu menjadi pencetak gol terbanyak sejak Seri 1 Kudus 2024.
Animo Peserta Tinggi
Penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge - Kudus Series 3 2024 menunjukkan ekosistem sepak bola putri mulai berputar di tengah masyarakat.
Hal ini terlihat dari tingginya tingkat partisipasi peserta yang mencapai 1.886 siswi dari dari 116 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) yang berasal dari Kota Kudus dan kota-kota di sekitarnya seperti Rembang, Pati, Jepara dan Demak.
Jumlah ini meningkat pesat dibandingkan penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge - Kudus Series 2 2024 yang diikuti oleh 1.050 peserta dari 62 MI dan SD pada Juni lalu. Kala itu, ada 37 tim KU 10 dan 57 tim KU 12 yang berburu gelar juara.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengatakan Kudus dan kota-kota penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge lainnya diharapkan dapat menjadi tolok ukur pertumbuhan ekosistem sepak bola putri level usia dini.
Untuk itu, ia mengapresiasi konsistensi para peserta serta dukungan sekolah dan orangtua yang telah ambil bagian dalam turnamen ini.
“Tahun lalu ketika kami memulai MilkLife Soccer Challenge di Kudus, kami memancang
harapan tinggi bahwa Kudus dan kota-kota penyelenggaraan MIlkLife Soccer Challenge lainnya
bisa menjadi lokomotif yang menggerakkan ekosistem sepak bola putri agar berputar kembali.
Tahun ini, kami optimistis harapan itu bisa terwujud di masa mendatang melihat dari tingginya
antusiasme para peserta dan dukungan orang tua serta sekolah terhadap cabang olahraga ini,”
ujar Yoppy.
Meningkatnya antusiasme dari para peserta membuat penyelenggara menerapkan sistem
turnamen 64 tim dengan tujuan meningkatkan kualitas para peserta yang bertanding di MilkLife
Soccer Challenge. Dengan sistem ini, setiap kelompok usia akan berisikan 64 tim terbaik yang
berasal dari 32 tim yang sudah pernah ikut serta dalam gelaran MilkLife Soccer Challenge seri
sebelumnya, dan 32 tim yang lolos babak kualifikasi.
“Bagi tim yang sudah pernah lolos ke babak gugur seri sebelumnya, bisa langsung masuk
babak main draw 64 tim. Sedangkan bagi tim-tim yang pada seri sebelumnya hanya masuk di
fase grup dan tim yang baru mengikuti MilkLife Soccer Challenge, kami masukkan ke
kualifikasi. Dengan mengadopsi sistem seperti ini, kami bisa menerima sebanyak mungkin tim
yang ingin berpartisipasi di turnamen ini, tanpa ada batasan ataupun kuota peserta,” Yoppy
menjelaskan.
Selain kompetisi Soccer Challenge, Bakti Olahraga Djarum Foundationjuga telah merancang jenjang pembinaan bagi para atlet muda. Salah satunya dengan melakukan talent scouting guna menjaring bibit-bibit unggul yang memiliki kemampuan dan bakat mumpuni di lapangan
hijau.
Melalui talent scouting akan dipilih para peserta untuk dibina lebih lanjut melalui melalui program MilkLife Soccer Extra Training di bawah arahan Pelatih Kepala MilkLife Soccer Challenge Timo Scheunemann yang memegang lisensi kepelatihan UEFA A di Koeln, Jerman sejak tahun 2007.
Timo mengatakan, para peserta akan mendapatkan pelatihan khusus dengan target peningkatan kemampuan dasar bermain sepak bola.