Eks Ketum PSSI Ungkap Tabir Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia: Ada Jaminan Uang hingga Pekerjaan
Hanya saja menurut mantan Ketua Umum PSSI itu, di dunia sepak bola praktik naturalisasi merupakan hal yang biasa. Sebab, cara itu juga dilakukan oleh
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Acos Abdul Qodir
Apakah cara itu masih berlangsung saat ini, di PSSI periode kepemimpinan Erick Thohir, Djohar mengaku tak mengetahuinya.
Hanya saja menurut mantan Ketua Umum PSSI itu, di dunia sepak bola praktik naturalisasi merupakan hal yang biasa. Sebab, cara itu juga dilakukan oleh beberapa negara besar sebelumnya.
Di Asia, praktik naturalisasi sudah banyak dilakukan. Misalnya, di Filipina. Selain itu di Eropa ada Prancis dan Inggris yang juga telah menjalankan praktik ini.
Bahkan, katanya, untuk Prancis, pemain-pemain sepak bola yang berusia anak-anak di Afrika sudah dipantau sejak kecil agar suatu saat dapat dinaturalisasi.
"Lihatlah yang kulit hitam berapa banyak main di tim nasional di Eropa? Itu kan naturalisasi. Jadi, enggak ada masalah," tuturnya.
Baca juga: Dua Pemain Naturalisasi Cedera Jelang Agenda Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Untuk di Indonesia sendiri, Djohar, menyebut praktik naturalisasi telah berlangsung sebelum PSSI era kepemimpinannya.
Ada harapan, bahwa melalui naturalisasi pemain, prestasi Indonesia di cabang olahraga sepak bola akan menjadi lebih baik.
Meski demikian, ia juga menekankan agar pemain sepak bola di dalam negeri juga harus mendapatkan perhatian.
Pemantauan pemain potensial harus dipantau sejak usia kanak-kanak. Misalnya, dari usia 12 tahun, 14 tahun, dan 18 tahun.
Menurut Djohar, hal ini perlu dilakukan di Indonesia agar regenerasi pesepakbola terus bergulir. Apalagi, katanya, seorang pemain top yang dinaturalisasi hanya dapat bermain kira-kira paling lama selama tiga tahun.
Ia tidak menutup mata bahwa naturalisasi pemain untuk skuat Garuda tengah menjadi sorotan publik. Sebab, naturalisasi juga masih tergolong hal baru bagi Indonesia, walaupun telah berlangsung sebelum PSSI era kepemimpinannya.
"Bagi kita (Indonesia) ini (naturalisasi) baru. Karena tren baru. Bagi negara-negara Eropa, negara Asia lainnya ini sudah lama dikerjakan. Kita pun pada masa itu sudah ada naturalisasi. Jadi ini tidak masalah besar," ucap Djohar.
Naturalisasi pemain juga pernah dilakukan Edy Rahmayadi ketika menjabat sebagai Ketua Umum PSSI tahun 2016-2019 lalu. Kala itu, Edy Rahmayadi pernah menaturalisasi satu pemain, yakni Ezra Walian. Proses naturalisasi itu berlangsung pada Agustus 2017.
Ketika ditemui di Tribun Medan pada Senin (23/9/2024) lalu, Edy Rahmayadi menjelaskan bahwa proses naturalisasi terhadap Ezra Walian di masa kepemimpinannya di PSSI berjalan cukup panjang.