Tuah Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, Nasib Ivankovic Bisa seperti Graham Arnold dan Troussier
Situasi pelik pelatih China, Branko Ivankovic di kursi kepelatihan. Hasil 2 laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Oktober bisa jadi penentu masa depan.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Tuah Shin Tae-yong bisa membuat Branko Ivankovic dipecat atau mengundurkan diri dari kursi pelatih timnas China. Sejak melatih Timnas Indonesia pada akhir 2019, Shin Tae-yong setidaknya sudah membuat lima pelatih menerima dampak itu.
Pelatih pertama adalah Tan Chen Hoe yang menangani Malaysia pada 2021 lalu. Kemudian ada tatsuma Yoshida (pelatih Singapura), Vitezslac Lavicka (Kuwait), Philippe Troussier (Vietnam), dan yang terbaru ada Graham Arnold (Australia).
Andil Shin Tae-yong adalah memberikan perlawanan kepada tim yang dibesut oleh pelatih-pelatih di atas. Entah itu kemenangan atau imbang, ditambah dengan rentetan buruk dari hasil pertandingan sebelumnya tim-tim tersebut.
Ke depannya, ada kandidat baru yang bisa merasakan dampak tersebut, dia adalah pelatih China, Branko Ivankovic.
Diketahui, Timnas Indonesia bakal melakoni dua laga kualifikasi Piala Dunia 2026 Round 3 melawan Bahrain (10/10) dan China (15/10). Kedua laga tersebut dijalani dengan status tim tamu alias laga tandang.
Timnas Indonesia kini berada di urutan keempat klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, sementara China berada di peringkat terbawah.
China kalah dua kali dengan jumlah kebobolan 9 gol, hasil mengejutkan ketika dibantai Jepang 7-0.
Baca juga: Timnas Indonesia vs Bahrain: Jadwal, Rekor Pertemuan, hingga Perhitungan Poin FIFA
Sebelum melawan Timnas Indonesia, anak asuh Branko Ivankovic akan bertandang ke Adelaide Oval terlebih dahulu untuk menghadapi Australia (10/10).
Pertanyaannya, mampukah Branko Ivankovic membawa China terhindar dari empat kekalahan berturut-turut di kualifikasi Piala Dunia 2026?
Kabarnya, status Branko Ivankovic di kursi kepelatihan China tidak baik-baik saja.
Situasinya memanas karena dua hasil pada September lalu. Yang lebih apes ketika menjamu Arab Saudi di kandang, bermodalkan unggul jumlah pemain (11vs10), China justru kalah dari tim besutan Mancini itu.
Media China, 163.com menyoroti, China di bawah kepemimpinan Branko Ivankovic sangatlah buruk.
Dia telah memimpin China dalam 6 pertandingan, hasilnya hanya satu kemenangan yang bisa diperoleh.
Lima laga lainnya berakhir dengan 3 kekalahan, dan dua kali imbang.
Kekalahan 7-0 atas Jepang merupakan rekor baru untuk China selama menjalani kualifikasi Piala Dunia.
Lalu ditambah dengan kekalahan atas Arab Saudi di kandang yang membuat suporter China geram hingga meneriakkan namanya usai pertandingan.
"Usir Ivan," tulis 163.
"Maukah Anda mengundurkan diri secara sukarela?".
Secara umur, Ivankovic sudah melatih China dalam jangka waktu satu setengah tahun, dan itu tentu bukanlah waktu yang singkat.
Namun dalam prosesnya, penyesuaian dan komunikasi punggawa timnas China dengan Ivankovic yang saat ini berusia 70 tahun dirasa jauh dari kata ideal, menurut media di atas.
Terutama dari gaya permainan Ivankovic yang terburu-buru dan agresif menyebabkan timnas China yang sudah kekurangan kekuatan menjadi lebih rapuh, terlebih di lini pertahanan.
Selain itu, strategi taktis yang buruk, komando di lapangan, dan penyesuaian dalam kondisi darurat tim juga disoroti dari sosok Ivankovic.
Oleh sebab itu, dua laga di depan, melawan Australia dan Timnas Indonesia bakal menjadi bomerang bagi Branko Ivankovic di kursi kepelatihan China.
Asosiasi Sepak Bola China memilih 'memperlambat' dan membuat pilihan paling konservatif untuk mempertahankan Ivankovic.
Saat ini, mereka masih mempercayakan Ivankovic dan jejeran tim pelatih untuk memimpin China dalam pertandingan tandang dan kandang pertengahan Oktober ini.
Jika Timnas Indonesia besutan Shin Tae-yong bisa memalukan China di hadapan pendukung mereka sendiri, bukan tidak mungkin rumor pemecatan atau pengunduran diri Branko Ivankovic menjadi kenyataan.
(Tribunnews.com/Sina)