Kejatuhan Timnas Indonesia, Pengalaman China yang Paksa Skuad Garuda Kembali Membumi
Pengalaman China diyakini menjadi salah satu faktor penyebab yang membuat Timnas Indonesia terjatuh dalam lubang kekalahan perdana di ronde ketiga.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Namun, gol pemain Almere City itu terlampau telat sehingga tidak bisa menyelamatkan Timnas Indonesia dari kekalahan.
Kekalahan dari China tentu menyisakan berbagai hikmah yang bisa dijadikan pelajaran Timnas Indonesia kedepannya.
Termasuk pelajaran saat menjalani enam laga sisa di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang kian terjal nantinya.
Asa Timnas Indonesia untuk bisa naik ke posisi kedua klasemen kembali sirna, Garuda harus rela tertahan di urutan kelima.
Dengan perolehan tiga poin dari empat laga, poin Timnas Indonesia sama dengan China sebagai juru kunci klasemen Grup C.
Pengalaman China yang Paksa Skuad Garuda Kembali Membumi
Tak bisa dipungkiri, pengalaman yang dimiliki China membuat Timnas Indonesia dipaksa kembali untuk bersikap membumi.
Meskipun lebih berada di atas angin, nyatanya Timnas Indonesia harus menelan pil pahit kalah melawan China.
Dan salah satu faktor yang dianggap membuat China akhirnya bisa mengalahkan Timnas Indonesia yakni pengalaman.
Ya, China menjadi salah satu negara Asia yang sudah cukup sering bertarung di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia.
Terlepas dari cukup seringnya China berkompetisi di ronde tersebut, nyatanya rapor Tim Negeri Bambu tidak selalu baik.
Dari delapan kali tim Negeri Tirai Bambu menembus babak akhir Kualifikasi Piala Dunia, hanya satu kali bisa lolos (edisi 2002).
Sisanya, China tercatat tujuh kali harus mengubur impiannya untuk lolos ke babak utama karena tumbang di kualifikasi akhir.
Bahkan, ada salah satu momen pahit di mana China tersingkir dari babak kualifikasi akhir gegara selisih gol di klasemen.
Pengalaman China yang sudah merasakan delapan kali babak akhir Kualifikasi Piala Dunia dibandingkan Timnas Indonesia yang baru sekali tentu layak dijadikan sorotan pula.
Hingga pada akhirnya, pengalaman sebuah negara sepak bola yang sudah merasakan sakit berkali-kali gagal lolos ke babak utama bisa jadi pembedanya.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)