Empat Laga Mandul, Statistik Kering Gol Arab Saudi Bikin Geram sang Top Skor Sepanjang Masa Tim
Timnas Arab Saudi banjir kritik buntut kekalahan dari Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Timnas Arab Saudi banjir kritik buntut kekalahan dari Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kekalahan 2-0 yang diterima Arab Saudi dari Indonesia pada Selasa (19/11) lalu membuat legenda mereka tak segan mengkritik kekurangan tim.
Tim asuhan Herve Renard menempati posisi keempat Grup C dengan mengoleksi 6 poin dari enam laga.
Dari enam laga itu, Arab Saudi hanya mencetak tiga gol, itu pun bukan berasal dari penyerang. Sedangkan lini pertahanan mereka telah kebobolan enam kali.
Di empat laga terakhir, Arab Saudi tak bisa mencetak gol. Rinciannya kalah 2-0 dariJepang, imbang 0-0 melawan Bahrain dan Australia, lalu kalah 2-0 dari Indonesia.
Legenda Arab Saudi Majed Abdullah melontarkan kritik tajam terhadap lini serang skuad Herve Renard.
"Kita punya masalah besar di lini depan. Selama ini, hanya bek dan gelandang yang mencetak gol," ujar Majed, dikutip dari Al Aawsat.
"Tim kami hanya mencetak 3 gol di kualifikasi saat ini, melalui seorang bek (Hassan Kadesh dua kali) dan seorang gelandang (Musab Al-Juwayr)," ungkapnya.
Baca juga: Buntut Digeprek Timnas Indonesia: Renard Digoreng Garing, Arab Saudi Keder Gagal ke Piala Dunia 2026
Untuk diketahui, Majed Abdullah merupakan mantan penyerang Arab Saudi era 80an yang kini berusia 65 tahun.
Sepanjang karirnya, ia telah bermain sebanyak 117 kali untuk Arab Saudi dan telah mencetak 72 gol.
Catatan tersebut membuat dirinya saat ini memegang rekor pencetak gol terbanyak untuk Arab Saudi.
Majed menyalahkan minimnya kesempatan bermain bagi striker lokal di liga domestik karena banyaknya pemain asing yang mendominasi posisi tersebut.
Sejak klub-klub Saudi mendatangkan bintang-bintang dunia seperti Cristiano Ronaldo, Neymar, hingga Karim Benzema, banyak pemain lokal hanya duduk di bangku cadangan.
"Masalah utama kami adalah kurangnya partisipasi dasar pemain dengan klubnya," kata dia.