TRIBUNNEWS.COM - Duel pamungkas putaran pertama Liga 1 akhir pekan ini menyuguhkan laga PSS Sleman vs Madura United. Dua tim papan bawah yang tengah berjuang menjauh dari zona degradasi.

Untuk saat ini, PSS Sleman yang duduk di posisi 14 klasemen Liga 1 unggul 3 poin dari Madura United yang berada di urutan terbawah (18).

Meski unggul tiga poin, PSS Sleman tidaklah aman, mereka hanya berjarak 2 angka dengan Persis Solo yang berada dibatas zona merah.

Pelatih PSS Sleman, Mazola Junior menganggap laga melawan Madura United seperti final yang harus dimenangkan.

Dari lima pertandingan terakhir, PSS Sleman hanya mampu mencuri satu kemenangan, tiga laga berakhir kalah, dan sekali imbang.

"Strategi dan taktik sudah kita siapkan untuk hadapi mereka," ucap Mazola dikutip dari Tribun Jabar.

"Lawan Madura ini kita anggap final. Maka dari itu, kita persiapkan taktik yang baik," jelasnya.

Baca juga: Rekap Transfer Paruh Musim Liga 1: Pemain Asal Liga 2 hingga 3 Nama Tanpa Klub

Sementara tim tamu, Medura United datang dengan kekuatan yang timpang. Tim berjuluk Laskar Sape Kerrab itu baru saja menghentikan 3 pelatih, termasuk pelatih kepala dan dua pmain asing.

Untuk sementara, Madura United menunjuk Rakhmat Basuki sebagai karetaker yang memimpin Jordy Wehrmann dan kolega.

Rakhmat Basuki memang tak asing untuk Madura United, dia berulang kali ditunjuk sebagai karetaker atau pelatih sementara dalam kondisi pergantian pelatih.

Sebelumnya, pada musim 2023/2024 lalu dia menjadi pelatih sementara Madura United untuk menggantikan Mauricio Souza saat bersaing di Championship Series.

Madura United sukses memenangkan dua pertandingan semifinal melawan Borneo FC dengan skor 1-0 pada leg pertama dan 3-2 di leg kedua.

Menghadapi PSS Sleman besok, Rakhmat Basuki mengaku timnya dalam kepercayaan diri yang bagus karena menang dari Bali United pada pekan sebelumnya.

Kemenangan 2-1 di Stadion Gelora Bangkalan membuat peluang Madura United untuk naik dari zona merah kembali terbuka.