Menjembatani Kesenjangan Digital di Asia Tenggara
Perangkat dengan ukuran yang lebih kecil seperti Intel’s Next Unit of Computing dan Compute Stick
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pertumbuhan penetrasi digital mulai mengubah kehidupan masyarakat di negara berkembang.
Prakash Mallya, Managing Director of Intel Southeast Asia mengatakan, alasan utama terjadinya peningkatan yang tajam pada penetrasi perangkat telepon yang terhubung mendorong orang dari segala umur menggunakan internet. Beberapa tahun yang lalu, iPhone dan tablet belum ada.
"Orang kini semakin mencari satu perangkat yang dapat "melakukan segalanya”, tidak lagi satu perangkat untuk browsing internet dan perangkat lainnya untuk panggilan telepon. Itulah tren utama, dan saya berharap banyak dari mitra Intel lokal seperti Advan dan Evercoss di Indonesia, Cherry Mobile di Filipina, dan I-Mobile di Thailand untuk memiliki tahun yang lebih berjaya dengan perangkat mereka di tahun 2016 ini," kata Prakash.
Perangkat dengan ukuran yang lebih kecil seperti Intel’s Next Unit of Computing dan Compute Stick juga mempunyai peluang besar, terutama di bidang seperti pendidikan.
Ada sekitar 89 juta siswa di seluruh Indonesia, Thailand, dan Vietnam, yang jika dikombinasikan dengan penetrasi PC di berbagai negara-negara tersebut hanya sekitar 2,4%.
Kawasan Asia Tenggara juga memiliki lebih dari 50 juta set televisi digital, namun sangat sedikit yang sudah compute-ready.
Dengan memasang Compute Stick, akan memungkinkan perangkat monitor menjadi smart, dan membantu jutaan anak-anak untuk bisa belajar di rumah. Sementara kegunaan sebagai hiburan juga sangat besar.
Sebagai contoh, Intel telah menandatangani kesepakatan dengan penyedia telekomunikasi, seperti StarHub di Singapura dan PLDT di Filipina, untuk mem-bundling Compute Stik dengan layanan live video-streaming, dan sudah terbukti sangat populer.
Pengembangan perangkat yang menggabungkan sensor antarmuka, seperti kamera RealSense, menawarkan potensi besar di Asia Tenggara. Tren ini dimulai dengan PC dan komputer 2 in 1 yang memungkinkan orang untuk menggunakan wajah mereka sebagai password. Hal ini sekarang sedang diperluas untuk ke berbagai bentuk lainnya.
"Saat ini penggunaan aplikasi RealSense secara praktis belum cukup menjangkau kualitas teknologinya, namun ini yang akan terjadi pada beberapa tahun ke depan. Misalnya, teknologi RealSense bisa membantu melindungi keamanan pada industri yang sensitif atau wilayah pertambangan, atau di wilayah dimana sedang ada eksplorasi minyak dan gas," kata Prakash.