Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Bikin Berita Hoax Selama Pilpres, Victor Raup Rp 2,6 Miliar

Kebanyakan pembuat konten untuk situs berita palsu tersebut datang dari kalangan remaja.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Bikin Berita Hoax Selama Pilpres, Victor Raup Rp 2,6 Miliar
Metro.co.uk
Donald Trump (kiri) dan Barack Obama (kanan). 

TRIBUNNEWS.COM - Beberapa bulan sebelum masa pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS), media sosial dibanjiri dengan berbagai berita palsu (hoax).

Setelah Pilpres AS usai, baru ketahuan berbagai pihak yang membuat berita palsu itu. Penghasilannya pun mencapai miliaran rupiah.

Kebanyakan pembuat konten untuk situs berita palsu tersebut datang dari kalangan remaja.

Salah satunya adalah Victor, seorang remaja laki-laki berumur 16 tahun dari Veles, sebuah kota kecil di Makedonia.

Menurut penelusuran yang dilakukan media Channel 4, Victor dan ratusan remaja lainnya berperan sebagai editor yang berisikan berbagai berita palsu.

Viktor sendiri bekerja di situs Total News.

Lantas, apa keuntungan membuat berita palsu? Berdasarkan keterangan dari penduduk lokal Veles, beberapa pembuat berita, terutama dari kalangan milenial, bisa mendapatkan uang dalam jumlah besar.

BERITA REKOMENDASI

Tidak disebutkan dari mana sumber uang tersebut. Yang pasti, satu orang bisa meraup uang tunai sebesar 200.000 dollar AS atau sekitar Rp 2,6 miliar dari pekerjaan ini.

Victor sendiri menceritakan bahwa berita-berita palsu pro-Trump begitu diburu di internet. "Mereka (pembaca) mau mendengar berita tentang Donald Trump," begitu kata Victor, sebagaimana KompasTekno rangkum dari DailyMail, Senin (28/11/2016).

Apa alasan Victor membuat situs berita palsu tersebut? Ternyata hanya alasan uang semata. Selain itu, Victor merasa membuat berita tersebut bisa membunuh kebosanannya.

"Untuk uang, untuk rekreasi. Tidak banyak yang bisa dilakukan di sini (Veles)," tutur Victor.

"Banyak anak-anak tidak keluar (rumah), kami melakukannya karena bosan," imbuhnya.

Uniknya, Victor merasa bersalah karena banyak warga AS yang percaya terhadap berita bikinannya. Namun, Victor mengaku akan terus melanjutkan "pekerjaan" tersebut.

Berita-berita palsu memang begitu banyak beredar di media sosial, terutama di Facebook, belakangan ini. Maraknya berita tersebut dituding sebagai penyebab kemenangan Trump di pemilihan Presiden AS.

Mengetahui hal tersebut, Mark Zuckerberg, pendiri sekaligus CEO Facebook, berjanji untuk menghadang berbagai berita palsu beredar di jejaring sosial bikinannya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas