Kecewa dengan Twitter, Netizen Berbondong-bondong Beralih ke Mastodon
Netizen pun berbondong-bondong berlaih ke Mastodon. Dalam semalam, jumlah pengguna baru Mastodon mencapai ribuan.
Editor: Fajar Anjungroso
Menurut mesin penghitung yang dipasang di situs Mastodon, dalam 48 jam, jaringan Mastodon tumbuh 73 persen, menjadi 41.000-an pengguna.
Jumlah pengguna sebanyak itu telah membuat nyaris 1 juta posting, menyebabkan beberapa fungsi di layanan Mastodon menjadi macet selama beberapa jam.
Pada Selasa (4/4/2017) lalu, Rochko memutuskan untuk menutup pendaftaran pengguna baru, hingga kualitas layanan Mastodon bisa dijamin bagi pengguna yang sudah mendaftar.
Untuk mendanai proyeknya, Rochko membuat akun di platform Patreon, yang saat ini memberikan bayaran sekitar 1.000 dollar AS per bulan kepadanya.
"Saya membuatnya bukan untuk menjadi kaya, namun karena ini langkah yang benar, saya cuma memikirkan biaya nge-kos dan asuransi saja," kata Rochko.
Rochko bukan orang pertama yang berusaha membuat alternatif Twitter. Pada Juli 2012 lalu, programer bernama Dalton Caldwell mengumumkan App.net, kloningan twitter yang dihasilkan dari urun dana, yang memberi layanan gratis dan berbayar untuk fitur tertentu.
Walau berhasil mengumpulkan dana 500.000 dollar AS, namun aplikasi ini mandek dan statusnya dalam "maintenance mode" sejak 2014, hingga akhirnya dimatikan pada Januari 2017 lalu.
Mastodon, App.net, dan kloningan Twitter lainnya menjadi bukti bahwa bila Twitter tidak bisa membuat layanan yang tepat dan sesuai keinginan pengguna, maka banyak developer lain yang akan membuat versi mereka sendiri.
(Reska K. Nistanto/kompas.com)