Gelombang PHK Menghantui, Robot akan Menggusur 800 Juta Pekerja di Dunia
Di Amerika saja, diperkirakan 39 juta sampai 73 juta pekerjaan, dapat tereliminasi pada 2030.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Robot dan teknologi otomasi makin berkembang.
Kian banyak sektor industri yang menggunakan teknologi ini. Imbasnya, pekerjaan manusia pun makin tersingkirkan.
Bahkan, hasil penelitian McKinsey & Co memperkirakan, sebanyak 800 juta pekerja di seluruh dunia mungkin akan kehilangan pekerjaan mereka pada tahun 2030 mendatang karena digantikan robot dan teknologi otomasi.
Jumlah itu setara seperlima dari angkatan kerja global saat ini.
Baca: Teknologi Robot Tidaklah Mengambil Alih Pekerjaan Manusia
Riset McKinsey & Co tersebut mencakup 46 negara dan lebih dari 800 jenis pekerjaan.
Seperti dikutip Bloomberg, Kamis (30/11/2017), perusahaan konsultan dan riset menyebutkan operator mesin, pekerja rumah makan cepat saji dan pegawai back office termasuk diantara mereka yang paling terpengaruh jika otomasi teknologi menyebar dengan cepat di tempat kerja.
Pekerja di negara maju dan negara berkembang yang akan terkena dampak dari penggunaan robot dan otomasi tersebut.
Sebab di negara maju, akan lebih banyak penggunaan teknologi otomasi karena mereka mempunyai uang untuk berinvestasi di bidang teknologi.
Sementara negara-negara miskin yang memiliki lebih sedikit uang untuk berinvestasi dalam teknologi otomasi, tidak akan terpengaruh sebanyak di negara maju dan berkembang.
BBC melaporkan, sepertiga dari angkatan kerja di negara-negara maju seperti Jerman dan Amerika Serikat (AS) mungkin perlu melatih pekerjanya untuk pekerjaan lain karena mereka berpotensi tergusur robot.
Di Amerika saja, diperkirakan 39 juta sampai 73 juta pekerjaan, dapat tereliminasi pada 2030.
Hanya saja, menurut laporan McKinsey, sekitar 20 juta pekerja yang tersingkirkan tersebut dapat dengan mudah berpindah ke industri lain.
Sementara di Inggris, sekitar 20% pekerjaan saat ini akan tergantikan robot dan teknologi otomasi.
Lebin rinci McKinsey menyebutkan, pekerjaan yang dilakukan oleh pialang hipotek, paralegal, akuntan, dan beberapa staf back office sangat rentan tergeser perannya oleh teknologi otomasi.
Sedangkan, pekerjaan yang membutuhkan interaksi manusia seperti dokter, pengacara, guru dan bartender, kurang rentan dengan otomasi teknologi.
Begitu pula pekerjaan dengan upah rendah seperti pekerja kebun, pekerjaan pipa ledeng dan jasa perawatan.
Reporter: Khomarul Hidayat