Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Menguji Kebenaran Berita

Kami mengawali upaya kami untuk menangani misinformasi dalam bentuk artikel karena berita palsu seperti inilah yang paling sering dilihat publik.

Editor: Content Writer

Hari ini, Facebook mengumumkan perluasan kemampuan fact-checking foto dan video dari third-party fact-checker kami. Product Manager Tessa Lyons akan menjelaskan bagaimana Facebook menggunakan teknologi, serta orang-orang yang bekerja sebagai peninjau konten, untuk menemukan dan mengambil tindakan atas misinformasi dalam format visual.

Selain itu, ia juga akan membahas investasi seperti apa yang perlu terus dilakukan Facebook dalam menjalankan upaya ini.

Facebook sejauh ini telah menangani misinformasi berbasis artikel dengan baik. Namun, penanganan misinformasi untuk foto dan video masih relatif baru bagi Facebook. Apa perbedaan di antara kedua tipe misinformasi ini?

Kami mengawali upaya kami untuk menangani misinformasi dalam bentuk artikel karena berita palsu seperti inilah yang paling sering dilihat publik di Amerika.

Selain itu, kebanyakan pelaku kejahatan dengan motivasi ekonomi juga mendapatkan keuntungannya melalui penyebaran misinformasi dalam bentuk artikel. Mereka melakukannya dengan membagikan artikel yang mengandung misinformasi — untuk membuat orang terkejut karena judul beritanya salah.

Mereka pun akan mengklik artikel-artikel ini dan mengunjungi situs web dimana artikel ini ditayangkan sehingga si pelaku kejahatan pun bisa melakukan monetisasi tayangan tersebut melalui iklan.

Konten seperti ini tergolong spam, atau konten “gotcha”
Mereka ini disebut sebagai spammer dengan motivasi ekonomi. Karena itu, kami pun merespon keluhan publik di Amerika Serikat ini dengan fokus pada upaya pencegahan misinformasi pada artikel.

Berita Rekomendasi

Caranya dengan mengejar serta menghentikan insentif keuangan mereka. Tetapi berdasarkan penelitian kami, penyebaran informasi yang salah di berbagai negara tidak terbatas pada artikel saja. Informasi yang salah bisa terkandung dalam sebuah artikel maupun bentuk lainnya seperti teks di atas foto atau sebagai audio di latar belakang video. Untuk melawan misinformasi, kita harus bisa memeriksa fakta di semua jenis konten yang berbeda ini.

Anda menyebutkan bahwa masyarakat di Amerika Serikat melihat lebih banyak misinformasi pada artikel, dibandingkan format lainnya. Bagaimana dengan orang di belahan dunia lainnya?

Tingkat kesalahan informasi dalam sebuah artikel, foto, atau video bervariasi antara satu negara dengan lainnya — sebagian karena jumlah postingan dalam bentuk artikel jika dibandingkan dengan foto atau video di Kabar Beranda berbeda di setiap negara.

Untuk sejumlah negara, artikel lebih banyak muncul di Kabar Beranda dibandingkan negara lain. Di beberapa negara, konten visual berupa foto justru lebih banyak muncul dibanding video atau sebaliknya.

Mengapa demikian?
Pertama-tama, Kabar Beranda sifatnya sangat personal. Jadi, apa yang Anda lihat di Kabar Beranda mencerminkan preferensi konten personal Anda.

Banyaknya artikel, foto, atau video yang Anda lihat akan dipengaruhi oleh teman-teman Anda, Halaman yang Anda ikuti, dan cara Anda berinteraksi dengan konten Kabar Beranda Anda. Tapi kami melihat ada beberapa hal yang bisa memicu pengalaman serupa dalam menggunakan Kabar Beranda bagi pengguna di berbagai negara.

Misalnya, untuk negara dengan pengguna yang lebih berhati-hati dalam konsumsi paket datanya kecenderungan untuk mengklik video mungkin lebih rendah. Sehingga, pengguna di negara tersebut mungkin akan melihat lebih sedikit video di Kabar Beranda mereka secara keseluruhan - yang berarti jumlah misinformasi berbasis videonya lebih sedikit.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas