Seharusnya Seluruh Operator Mau Membangun Jaringan Telekomunikasi di MRT
Operator yang tadinya engan untuk membangun justru kini mereka getol meminta sharing.
Penulis: Hendra Gunawan
Sedangkan operator lain hanya investasi di daerah yang menguntungkan saja.
“Perbedaan ini membuat Telkom dan Telkomsel tidak bisa melakukan perang tarif. Namun operator lain tidak demikian. Dengan engannya mereka investasi di tempat yang tidak menguntungkan, opportunity operator lain untuk menggunakan tools perang tarif akan semakin besar. Dari pada mereka investasi, mending dipakai untuk akusisi pelanggan dengan perang tarif. Ini sangat tidak fair,”papar Enny.
Disampaikan Enny, sebenarnya kompetisi itu bagus. Karena akan menguntungkan konsumen dan mendorong efisiensi serta optimalisasi.
Namun perang tarif yang saat ini terjadi di industri telekomunikasi nasional sudah kebablasan. Karena sudah menimbulkan ketidak adilan yang bisa menimbulkan kerugian yang besar bagi masyarakat dan negara.
Lanjut Enny, saat ini kerugiannya tersebut sudah nampak, yaitu tidak adanya pemerataan layanan telekomunikasi. Saat ini operator yang mampu dan mau investasi serta mendukung program pemerintah hanya BUMN telekomunikasi saja. Mereka mau investasi di daerah terpencil dan tidak menguntungkan. Seperti investasi yang tak menguntungkan di jalur MRT.
“Perang tarif yang saat ini terjadi sudah menimbulkan kerugian sosial. Karena operator tak mampu mendukung program pemerintah dalam pemerataan layanan dan jaringan telekomunikasi. Bahkan operator tak mampu lagi mendukung secara optimal program strategis nasional seperti menyediakan layanan telekomunikasi di jalur MRT,”terang Enny.
Enny meminta agar Kementrian Komunikasi dan Informatika untuk segera ‘menjinakkan’ perang tarif di industri telekomunikasi. Sehingga operator telekomunkasi memiliki kemampuan untuk mendukung program strategis nasional.
“Kita harus menjaga keseimbangan antara dunia usaha, masyarakat dan kepentingan nasional,”pungkas Enny.