Baru 30 Persen Organisasi Global Nyatakan Siap Menangani Serangan Siber
Pelatihan kesadaran keamanan siber dibutuhkan untuk membekali karyawan dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan
Editor: Eko Sutriyanto
XCE memiliki Program Pengembangan Kapasitas, yang membantu merancang dan memperkuat tim keamanan informasi dan siber untuk pekerjaan permanen atau sementara di perusahaan serta membangun dan memperkuat divisi keamanan siber internal organisasi/perusahaan dalam menemukan bakat-bakat utama.
“Dengan program ini, kami akan berkolaborasi dengan team internal perusahaaan dalam upaya rekruitmen mereka untuk menarik bakat yang ada didalam perusahaan,” kata Eva.
Program pelatihan IGNITE mencakup skill teknikal dan manajemen keamanan informasi. dimana jenis pelatihan akan dirancang sesuai kebutuhan perusahaaan yang tujuan akhirnya membangun skill set yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
XCE mengembangkan eko sistem kolaboratif.
Melalui program capacity building dengan para professional dari team klien untuk bekerja dengan memanfaatkan keahlian pengalaman Xynexis dan pendampingan team Ignite – Xynexis Centre of Excellece berbagi praktik di perusahaan klien.
Seminar Sehari Dalam acara launching/peluncuran program XCE, Kamis (25/4) , di isi pula penyelenggaraan seminar yang bertemakan “ One Day seminar of Security Insident Management” dengan pembicara Ardi Sutedja,Ketua ICSF (Indonesia Cyber Security Forum) yang membahas tentang “Cyber Incident Crisis Management.
Hadir pula sebagai pembicara, Ir Inu Baskoro, MMSI, Direktur Penanggulangan dan Pemulihan Ekonomi Digital, Deputi Penanggulangan dan Pemulihan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Tintin Hardijanto, Country Manager EC Council dan Fetri Miftachm Director of Proffesional Services PT Xynexis International.
Tahun 2007 menurut catatan Ardi Sutedja masalah siber belum banyak dibicarakan orang di Indonesia. hanya terbatas pada kalangan tertentu saja.
Baca: Digital Platform Menghubungkan Brand dengan Influencer yang Tepat
Wacana membangun potensi ancaman siber di Indonesia terbilang masih baru, dan program itu muncul tahun 2013 di Wantanas (Dewan Ketahanan Nasional) dimana saat itu pemnerintah baru memikirkan ketahanan pada bidang siber sekuriti.
Siber sekuriti adalah sebuah sistem yang belum lama dikenal, baru setelah 2013, tepatnya di tahun 2014 lewat Kementrian Polhukam mulailah membentuk tim siber bekerjasama dengan Kominfo.
Menurut Ardi dalam acara seminar tersebut, saat ini pemerintah baru melakukan pada sebatas tahapan awareness saja.
"Itupun baru dilakukan sebatas dikota kota besar pada 10 bidang sektor, dan 4 sektor yang menjadi prioritas diantaranya pada bidang keuangan , transportasi, telko serta sektor energi atau listrik negara," katanya.
“Masalah siber sekuriti tidak hanya dilihat dari sistem hardware (peralatan, sistem dan perangkat kerasnya) saja. SDM adalah bagian terpenting yang harus terus didevelop dalam mempersiapkan ketahanan dibidang siber sekuriti di Indonesia,” papar Ardi.
Sementara Ir. Inu Baskara,MSI Direktur Penanggulangan dan Pemulihan BSSN dalam acara seminar tersebut mengutarakan Jika ada insiden yang terjadi dilapangan maka BSSN dapat membantu menangani pengaduan resmi dari sebuah organisasi atau lembaga yang menunjuk perwakilannya untuk melapor ke BSSN.