Baru 30 Persen Organisasi Global Nyatakan Siap Menangani Serangan Siber
Pelatihan kesadaran keamanan siber dibutuhkan untuk membekali karyawan dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini sebanyak 95 persen pelanggaran keamanan siber disebabkan oleh kesalahan manusia?
Dan hanya 30 persen dari organisasi global menyatakan bahwa mereka siap untuk menangani serangan siber.
“Sebanyak 54 persen dari perusahaan mengatakan mereka telah mengalami satu atau lebih serangan siber dalam 12 bulan terakhir dan jumlah ini meningkat setiap bulannya,” ujar Eva Noor, CEO PT Xynexis International dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (26/4).
Menurut Eva, dalam bidang usaha, karyawan adalah garis pertahanan pertama dan utama terhadap kejahatan online.
Di situlah pelatihan kesadaran keamanan siber dibutuhkan untuk membekali karyawan dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan.
XCE dibawah merek dagang IGNITE akan mendesain program awareness perusahaan sesuai dengan level dan tujuan yang ingin di capai.
Pentingnya keamanan dalam usaha mendukung proteksi ancaman siber, untuk itu Xynexis menggandeng EC Council,Straits Interactive,P1 dalam meluncurkan (XCE) yaitu pusat keunggulan dan inovasi yang fokus untuk keamanan informasi dan siber.
Baca: Kejahatan Siber Bisa Tertangkap di Server dan Jaringan, Mendeteksi Kapan Masuknya Itu yang Sulit
“EC Council adalah education provider yang membantu Xynexis dalam strategy partner untuk membangun capacity building human atau SDMnya khususnya pada dunia keamanan siber,”ujar Tintin Hardijanto, Country Manager EC-Council Indonesia.
Baca: Startup Cybersecurity Global Pindahkan Kantor Pusat Asia Pasifik dari Singapura ke Indonesia
Training XCE telah dilakukan selama 3 hari di bulan Maret tanggal 24-27 Maret 2019 dengan materi terkait insiden respon, dimana feedback dari beberapa perusahaan yang ikut cukup bagus dari sisi konten, sisi sertifikasi, sisi delivery pesertanya serta dariuu sisi penyelenggara training yang dilakukan oleh Xynexis maupun EC council. Dan yang paling basic membuat mereka tertarik adalah tentang technical sertified Hacker.
Program ini di wujud kan dalam bentuk pelatihan dan workshop yang diselenggarakan secara komprehensif, dan kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan ujian sertifikasi bagi peserta pelatihan tersebut.
”Pelatihan ini sangat penting untuk menangani dan merespons insiden keamanan siber dan untuk melindungi organisasi dari ancaman atau serangan siber terhadap asset informasi yang dimilikinya di masa depan,” ujar Tintin Hardijanto.
EC Council dalam pelatihan hanya memberikan guidence saja dalam konten materi yang diberikan kepeserta dengan cara membuat sebuah paket mulai dari acces orangnya dengan memberikan sebuah training yang sudah di acceptabel di dunia Industri.
Menurut Tintin, kenapa EC Council menggandeng Xynexis, karena Xynexis adalah perusahaan yang cukup unik yang memiliki berbagai macam expertis dibidangnya masing masing khusus di dunia siber sekuriti.
XCE memiliki tiga program pengembangan kompetensi yaitu Program Pelatihan, Program Pengembangan Kapasitas. Program Awareness, dimana dalam penyelenggaraan trainingnya, XCE bekerjasama dengan 7 (tujuh) Universitas di Indonesia dan mitra internasional lainnya dalam implementasi pengembangan kompetensi seperti EC-Council dan Straits Interactive, serta mitra domestik lain.
Baca: Anak Kecanduan Game Online Jadi Perhatian Dunia Internasional