Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Riset Terbaru Experian: Keamanan Digital Hal Utama Bagi Konsumen Indonesia Ketimbang Kenyamanan

Mayoritas responden, sebanyak 77 persen konsumen Indonesia menilai ‘keamanan’ sebagai unsur terpenting dari pengalaman online

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Riset Terbaru Experian: Keamanan Digital Hal Utama Bagi Konsumen Indonesia Ketimbang Kenyamanan
IST
Mohan Jayaraman, Managing Director Decision Analytics dan Business Information untuk Experian Asia Pasifik 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan layanan informasi global Experian merilis hasil riset terbaru tentang tren perilakukan konsumen di Indonesia terkait dengan aktivitas dan pengalaman digital mereka sehari-hari. Experian menyebutkan, sebanyak 77 persen konsumen di Indonesia menyatakan aspek ‘keamanan’ merupakan hal utama (paling penting) dalam aktivitas online mereka ketimbang aspek kenyamanan dan personalisasi.

Riset terbaru Experian ini disampaikan Mohan Jayaraman, Managing Director Decision Analytics dan Business Information untuk Experian Asia Pasifik di Jakarta, Jumat (4/5/2019).

Mohan menjelaskan, di Indonesia, riset ini melibatkan 504 konsumen dan 53 bisnis.

Mayoritas responden, sebanyak 77 persen konsumen Indonesia menilai ‘keamanan’ sebagai unsur terpenting dari pengalaman online, baru kemudian aspek ‘kenyamanan’ (17 persen responden) dan ‘personalisasi’ (6 persen responden).

Mohan menyebutkan ada kesamaan karakter penilaian  konsumen di Indonesia dan di Malaysia yang menekankan pada aspek keamanan dalam pengalaman digital mereka. Di Asia Pasifik konsumen yang menempatkan aspek keamanan  di peringkat tertinggi adalah konsumen di China, mencapai 83 persen.

Baca: Mitsubishi Gratiskan Biaya Servis Xpander Untuk Pemakaian Sampai 50.000 Km, Ini Rinciannya

Dari riset ini Experian juga mendapati temuan bahwa 40%  bisnis Indonesia pernah mengalami peningkatan kerugian terkait penipuan online selama lebih dari 12 bulan.

Kerugian itu termasuk juga serangan pembajakan dan pembukaan akun palsu. Akibatnya, 77% konsumen Indonesia yang disurvei, tertinggi di APAC, kenyamanan yang tak tertandingi dalam masyarakat digital kini adalah privasi. Sayangnya, Mohan tidak menyebutkan berapa nilai kerugian yang terjadi dari praktik fraud ini. 

Baca: Startup Ritase Kenalkan Fitur Group Buy untuk Belanja Suku Cadang dan Truk dengan Harga Kompetitif

Berita Rekomendasi

Dia mengatakan, pihaknya menghitung pada aspek insiden kejadiannya ketimbang nilai kerugian yang timbul, dalam riset ini. Selain itu, dia menyatakan, sebaran kerugian ini menimpa pebisnis dari multisektor. Dia tak menyebutkan konsumen atau industri mana yang paling dominan dirugikan.

Dia juga memaparkan, sebanyak 50 persen dari bisnis di Indonesia menyatakan bahwa mereka mengumpulkan data personalisasi untuk menciptakan pengalaman pengguna, produk target dan penawaran-penawaran yang disesuaikan. 

“Dengan interaksi antara bisnis dan konsumen yang kian meningkat terjadi melalui saluran digital,  membangun lingkungan yang aman dan saling percaya seharusnya menjadi prioritas utama,” sebut Mohan Jayaraman.

Dia mengatakan, hal tersebut akan menjadi keharusan bagi para pemimpin bisnis untuk  menanamkan modal pada verifikasi identitas dan kemampuan manajemen penipuan untuk menyadari potensi penuh dari ekonomi digital Indonesia.

Data merupakan hal yang vital bagi ciri khas tanpa batas pada layanan digital di Indonesia. 

Mohan menjelaskan, perusahaan jasa sistem pembayaran di Indonesia menikmati  tingkat kepercayaan konsumen tertinggi (73%) di kawasan APAC, diikuti di tempat kedua adalah  Thailand (pada angka 76%) yang didorong oleh upaya pemerintah Indonesia dalam  membangun infrastruktur dan ekosistem untuk memfasilitasi pembayaran digital dan perdagangan online.

Mengutip laporan e-Conomy SEA 2018 dari Google-Temasek, Indonesia adalah negara dengan  pertumbuhan ekonomi internet terbesar dan tercepat di kawasan itu. Pertumbuhan ini diperkirakan  mencapai 100 miliar dolar AS di tahun 2025 dan didukung oleh basis pengguna terbesar di Asia  Tenggara.

Selain kenyamanan konsumen, pembangunan data positif juga akan menjadi vital untuk mendorong potensi digital Indonesia dan Visi Go Digital 2020 diantisipasi akan mendorong keseluruhan pertumbuhan negara ini melalui digitalisasi.
Sementara metode keamanan yang saat ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan masih tradisional.

Selain di Indonesia, riset pengalaman digital konsumen ini juga dibuat Experian di sejumlah negara di Asia Pasifik yang ekonomi digitalnya sedang dinilai tumbuh pesat dan Indonesia menjadi salah satu yang tercepat. Riset ini menyasar 6000 konsumen dan 590 bisnis di Asia Pasifik dalam laporan bertajuk Experian’s Global Identity and Fraud Report edisi APAC. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas