Giatkan Produk Berbahan Dasar Ketela, BPPT Resmikan 'Pojok Inovasi Cassava Castle'
Kepala BPPT Hammam Riza mengungkapkan alasan memilih Lampung sebagai wadah pengembangan inovasi tersebut karena potensi yang ada di provinsi tersebut
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
"Jadi kita di sini buat beras jagung dan beras yang terbuat dari singkong," papar Soni.
Namun demikian, terbiasanya masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi nasi atau beras yang bersumber dari padi, membuat beras yang dibuat menggunakan bahan dasar lain sulit untuk diterima.
"Sekarang masalahnya kita itu sudah biasa makan nasi, (tapi) kita masuk ke beras singkong, beras sagu, beras jagung itu beda," jelas Soni.
Soni menyebut, beras singkong tersebut tentunya sama seperti beras lainnya yang memiliki bulir-bulir.
Masyarakat Lampung pun menurutnya, telah terbiasa mengkonsumsi 'nasi singkong'.
"Nasi singkong sudah biasa di sini," pungkas Soni.
Perlu diketahui, Pojok Inovasi Cassava Castle nantinya akan menjadi wadah bagi para pelaku usaha dan ahli teknologi pati.
Di tempat itu, mereka akan menggiatkan kegiatan 'Forum Komunikasi' yang sebelumnya telah disepakati sejak 2018 lalu.
Menggunakan nama 'forPATI', forum tersebut diharapkan bisa mempermudah akses informasi dan komunikasi dalam mempercepat hilirisasi teknologi di industri.
Baca: Lepas Kontingan Pramuka Ikuti Jambore di Amerika Serikat, Ini Pesan Presiden Jokowi
Baca: Melawan Kehendak Tuhan: Keluarga Kristiani Didenda Karena Tolak Bayar Pajak
B2TP di Lampung pun memiliki peran besar dalam program ini, yakni sebagai pendorong sinergi antara penyedia dan pengguna teknologi, khususnya dalam meningkatkan daya saing pati sehingga bisa menjadi produk komersial.
Dalam peresmian Pojok Inovasi Cassava Castle, hadir pula Kepala B2TP BPPT Aton Yulianto serta perwakilan dari Pemprov Lampung dan Pemkab Lampung Tengah.