Isu Keamanan Siber Dapat Diatasi dengan Revolusi Industri dan Pola Pikir
Kunci keamanan ekonomi digital masa kini terletak pada faktor manusia bukan teknologi.
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Mafani Fidesya Hutauruk
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pakar keamanan siber Gildas Deograt Lumy mengatakan pentingnya revolusi industri, revolusi budaya dan revolusi pola pikir dalam mengatasi permasalahan-permasalahan keamanan siber di Indonesia.
Kketiga hal itu harus saling terkait untuk dapat mengatasi keamanan siber di Indonesia.
Gildas menjelaskan, kunci keamanan ekonomi digital masa kini terletak pada faktor manusia bukan teknologi.
"Sebesar 80% masalah keamanan siber jika kita sadari sumber akar masalahnya adalah orang. Orang yang merancang, membuat, mengoperasikan dan menggunakan, semuanya masih orang," ujar Gildas dalam forum dengan Badan Siber dan Sandi Negara di One Bel Park Mall, Jakarta, Sabtu, (09/11/2019).
Ia menjelaskan, berbeda situasi di 30 tahun ke depan saat kita dikuasai robot yang bisa mengalahkan teknologi.
Menurutnya, 30 tahun kemudian manusia akan digantikan dengan robot dan penanganannya pun akan berbeda.
"Sekarang masalahnya masih berhubungan orang sehingga memang kita butuh revolusi industri harus ketemu revolusi budaya dan revolusi pola pikir keamanan siber," ucap Gildas.