Prancis Kurangi Peran Huawei di Pengelolaan Jaringan Seluler Super Cepat
Secara bertahap Prancis akan menghapus teknologi 5G yang dipasok Huawei dari jaringan super cepatnya.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Prancis memang tidak secara eksplisit melarang penggunaan teknologi 5G milik Huawei. Namun secara bertahap Prancis akan menghapus raksasa teknologi China itu dari jaringan super cepatnya.
Kabar itu disampaikan seorang anggota parlemen yang berasal dari partai yang menaungi Presiden Emmanuel Macron.
Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (8/7/2020), awal pekan ini, Kepala Badan Cyber Security Prancis ANSSI mengatakan bahwa tidak akan ada larangan menyeluruh yang diterapkan terhadap partisipasi Huawei dalam peluncuran jaringan 5G Prancis.
Operator Prancis yang menggunakan peralatan Huawei nantinya akan diberikan izin antara tiga hingga delapan tahun.
Baca: Seri Huawei Nova Terbaru Segera Diluncurkan di Indonesia Pertengahan Juli
Sementara operator yang lain didesak untuk tidak beralih ke peralatan dari perusahaan itu. Lisensi sementara ini menjadi sinyal bahwa pemerintah Prancis ingin mengurangi kehadiran Huawei di sana.
Baca: Kembangkan Ekosistem Sendiri, Huawei Rangkul Pengembang Aplikasi Lokal
Hal tersebut disampaikan Anggota Majelis Nasional Prancis dari partai La Republique En Marche, Eric Bothorel.
"Ya, ini adalah penghentian bagi Huawei, memang tidak akan ada eliminasi secara total, tapi keterlibatan Huawei akan jauh lebih sedikit di jaringan masa depan," kata Bothorel.
Baca: Mantan Bos Google: Huawei Terlibat dalam Praktik yang Langgar Keamanan Nasional AS
Langkah ini diambil untuk memperkuat keamanan jaringan seluler di negara itu.
Prancis memang berencana mengadakan lelang spektrum 5G yang sangat ditunggu-tunggu pada akhir September mendatang, setelah terjadi beberapa kali penundaan, satu diantaranya karena pandemi virus corona (Covid-19).
Namun, pengawasan terhadap vendor asal China ini tentunya menciptakan rintangan untuk dua operator utama, yakni Bouygues Telecom dan Altice Europe SFR yang sangat bergantung pada Huawei.
Sekitar setengah dari peralatan jaringan seluler mereka saat ini dipasok oleh raksasa telekomunikasi China tersebut.
Para operator Prancis memang diizinkan untuk melanjutkan kerja sama dengan Huawei pada peluncuran 5G.
Namun, pengecualian sementara dapat menghalangi mereka dalam menjalin kesepakatan besar dengan perusahaan tersebut.
Hal itu karena hingga saat ini belum jelas apakah mereka akan dipaksa untuk membongkar kembali peralatan Huawei yang digunakan setelah izin tersebut berakhir.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa beberapa operator Prancis merasa khawatir bahwa tanpa larangan resmi pun, Huawei bisa saja dilarang dalam praktik pembangunan jaringan seluler super cepat di Prancis.
Perlu diketahui, peralatan Huawei saat ini menyumbang sekitar 22 persen dari keseluruhan jaringan seluler Prancis.
Menurut sumber Bloomberg, pemerintah negara itu saat ini ingin memangkas sekitar 10 persen kehadiran produk dari raksasa telekomunikasi itu di tahun-tahun mendatang.
Pembatasan sebagian yang dilakukan oleh Prancis terhadap Huawei ini mirip dengan keputusan Inggris terkait nasib perusahaan yang berbasis di Shenzhen, China itu.
Pada bulan Januari lalu, Inggris membatasi peralatan Huawei dalam jaringan 5G negara itu.
Sejak saat itu, Inggris pun mulai mempertimbangkan untuk menyingkirkan Huawei dari pasar 5G, di tengah tekanan yang meningkat dari sekutunya, Amerika Serikat (AS).
Saat AS menuduh bahwa Huawei dapat menimbulkan ancaman keamanan karena diduga berbagi data dengan pemerintah China, klaim tersebut pun secara tegas dibantah Huawei dan pemerintah China.
AS kemudian menampar perusahaan itu dengan sanksi, termasuk membatasi perusahaan-perusahaan Amerika agar tidak melakukan bisnis dengan Huawei.
Selain itu, AS juga berusaha untuk memotong akses Huawei dari pasokan semikonduktor global.
Sementara itu, China telah berulang kali memperingatkan Prancis agar tidak mendiskriminasi Huawei.
Pada Senin lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mendesak pemerintah Prancis untuk membuat pilihan independen atas pembangunan jaringan 5G.
Kedutaan Besar China di Paris pada Februari lalu menyarankan Prancis untuk menyamakan perlakuan mereka terhadap semua pembuat peralatan asal China.
Itupun jika mereka ingin perusahaan eropa diperlakukan sama di pasar China.