Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Jaga Industri Telekomunikasi, Subsidi Kuota Data Harus Dipastikan Hanya untuk PJJ

Agung mengingatkan bahwa sejatinya subsidi kuota data ini diberikan pemerintah untuk membantu proses belajar mengajar.

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Sanusi
zoom-in Jaga Industri Telekomunikasi, Subsidi Kuota Data Harus Dipastikan Hanya untuk PJJ
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Siswa belajar di bawah kolong rel kereta api Mangga Besar Jakarta Rabu (19/8/2020). Siswa mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan memanfaatkan internet gratis yang disediakan oleh sejumlah donatur. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penutupan pendataan nomor peserta didik dan guru yang akan mendapatkan bantuan kuota data dari pemerintah guna mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akan segera berakhir.

Menjelang berakhirnya masa pendaftaran, berbagai upaya dilakukan oleh operator untuk memikat peserta didik dan guru guna menggunakan layanannya.

Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Agung Harsoyo, mengatakan setelah memberi iming-iming tambahan kuota data, demi memikat calon peserta didik dan guru untuk menggunakan layanan, kini salah satu operator mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) supaya mengizinkan subsidi kuota data yang diberikan pemerintah tersebut dapat dipergunakan untuk mengakses seluruh layanan dan situs yang ada di dunia maya.

PEMBELAJARAN JARAK JAUH - Suasana pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada hari pertama pembelajaran di SMK PGRI 13 dengan video confrence lewat google meeting, Senin (20/7). Kendalanya untuk kelas XII karena biasanya semester dua sudah uji kompetensi, sehingga nanti ditunjuk siswa menjadi instruktur di kelas dan akan menjadwalkan siswa lainnya secara bergantian ke sekolah untuk melakukan praktek dan mendapat buku referensi sampai bank soal. Selain kendala praktek, PJJ juga terkendala semakin banyaknya siswa lalai hadir dalam kelas daring. Sehingga siswa yang tidak hadir nantinya akan diminta membuat resume. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
PEMBELAJARAN JARAK JAUH - Suasana pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada hari pertama pembelajaran di SMK PGRI 13 dengan video confrence lewat google meeting, Senin (20/7). Kendalanya untuk kelas XII karena biasanya semester dua sudah uji kompetensi, sehingga nanti ditunjuk siswa menjadi instruktur di kelas dan akan menjadwalkan siswa lainnya secara bergantian ke sekolah untuk melakukan praktek dan mendapat buku referensi sampai bank soal. Selain kendala praktek, PJJ juga terkendala semakin banyaknya siswa lalai hadir dalam kelas daring. Sehingga siswa yang tidak hadir nantinya akan diminta membuat resume. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ (SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Menurut Agung Harsoyo, jika rencana tersebut benar dan diwujudkan, maka itu tidak sesuai dengan filosofi dan tujuan awal diberikannya subsidi kuota data ini.

Agung mengingatkan bahwa sejatinya subsidi kuota data ini diberikan pemerintah untuk membantu proses belajar mengajar.

“Sehingga kuota yang diberikan oleh pemerintah harus tepat sasaran dan dapat dipergunakan untuk mendukung Program PJJ. Seharusnya dipergunakan untuk mengakses situs-situs yang mendukung Program PJJ, bukan untuk mengakses yang di luar Program PJJ,” kata Agung, Kamis (10/9/2020).

Berita Rekomendasi

Selain tak sesuai dengan filosofi dan tujuan awalnya, penggunaan subsidi kuota data untuk mengakses seluruh layanan dan situs yang ada di dunia maya, menurut Agung akan membuat industri telekomunikasi semakin terpuruk. Jika ini dilakukan maka akan terjadi komoditisasi subsidi kuota PJJ.

“Jangan sampai operator melakukan ‘jurus mabok’ dengan memberikan kuota data yang lebih atau mengizinkan subsidi kuota data ini dipakai untuk mengakses seluruh situs di dunia maya. Subsidi kuota yang bisa dipakai untuk akses seluruh situs juga akan berpotensi mengganggu kompetisi. Sebab harga subsidi kuota data untuk PJJ ini di bawah harga yang saat ini ada di pasar. Jangan sampai ada perspektif di masyarakat bahwa harga internet di Indonesia itu Rp 1.000 per giga,” terang Agung.

Harga kuota data yang lebih murah dari harga pasar mungkin saja diberikan oleh operator telekomunikasi. Lanjut Agung, operator telekomunikasi dapat memberikan harga yang lebih murah ketika melakukan promosi.

Atau memang seperti saat ini, di mana operator telekomunikasi diminta untuk membantu program pemerintah dalam melaksanakan program nasional dalam mendukung PJJ.

Ketika ditanya mengenai penggunaan layanan video streaming seperti YouTube, Facebook, atau Instagram yang juga dipakai untuk mendukung Program PJJ, Agung mengatakan bahwa saat ini Kemenkominfo dan BRTI berencana mengundang penyedia layanan video streaming Over the Top (OTT) tersebut untuk dapat mendukung Program PJJ. Kemenkominfo dan BRTI akan meminta penyelenggara platform digital tersebut agar dapat membuatkan subdomain khusus layanan atau kegiataan pendidikan.

“Subdomain itu bisa mempermudah operator dan Kemendikbud untuk dapat memastikan bahwa domain tersebut diperuntukkan dalam mendukung Program PJJ. Selain itu subdomain juga diharapkan akan mempermudah siswa didik dalam mencari konten pendidikan di platform digital tersebut,” kata Agung.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas