Pandemi, Pendapatan XL Axiata Tumbuh 8 Persen Jadi Rp 18,3 Triliun
XL Axiata membukukan peningkatan pendapatan layanan (service revenue) sebesar Rp 18,3 triliun di triwulan III 2020.
Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM - PT Axiata Tbk (XL Axiata) berhasil melalui periode sembilan bulan pertama tahun 2020 dengan tetap mencatat pertumbuhan kinerja yang positif di masa pandemi saat ini.
Meskipun harus menghadapi tantangan industri yang cukup berat, XL Axiata membukukan peningkatan pendapatan layanan (service revenue) sebesar Rp 18,3 triliun atau meningkat 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
Demikian pula, pendapatan dari layanan data juga terus tumbuh 12% YoY, dan sekaligus meningkatkan kontribusinya terhadap total pendapatan layanan (service revenue) perusahaan menjadi sebesar 92%.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak pada daya beli masyarakat, dan itu juga sangat dirasakan oleh semua operator. Turunnya daya beli masyarakat ini ternyata tidak menurunkan intensitas kompetisi di industri.
Semua operator seluler justru berlomba menawarkan berbagai produk, yang selain disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat untuk tetap tetap produktif dan akses ke hiburan, juga disesuaikan dengan kemampuan beli masyarakat.
Baca juga: Pendapatan Seluler dan EBITDA Indosat Ooredoo Tumbuh Dua Digit di Kuartal III 2020
"Kita bisa lihat produk-produk dengan harga yang lebih terjangkau atau bonus yang lebih banyak. Karena itu kami berupaya keras untuk bisa mempertahankan kinerja dengan mendorong penjualan dan di saat yang sama melakukan efisiensi di hampir semua lini bisnis."
"Hasilnya, kami masih mampu meraih pertumbuhan di periode sembilan bulan tahun ini,” kata Dian dalam keterangan persnya, Kamis (5/11/2020).
Baca juga: XL Axiata Kembangkan Solusi IoT dan Machine Learning untuk Perbaiki Kualitas Budidaya Ikan dan Udang
Sepanjang sembilan bulan 2020 ini, XL Axiata juga berhasil meraih EBITDA sebesar Rp 9,9 triliun, meningkat 34% YoY. Laba bersih setelah pajak pada sembilan bulan ini tercatat Rp 2,1 triliun.
Secara kuartal, pada periode kuartal ketiga 2020 ini, EBITDA juga berhasil tumbuh 3% lebih tinggi dari kuartal sebelumnya (QoQ), dan laba bersih setelah pajak mencapai sebesar Rp 331 miliar.
Beban usaha di sembilan bulan tahun 2020 menurun 14% YoY. Penurunan ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya beban biaya infrastruktur yang lebih rendah (28% YoY) sebagai dampak dari adopsi IFRS 16.
Faktor selanjutnya adalah biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya juga turun 24% YoY, terutama karena interkoneksi yang lebih rendah sebagai dampak dari penurunan trafik penggunaan layanan voice.
Terakhir, juga karena faktor biaya pemasaran yang turun 6%YoY setelah lebih banyak penggunaan saluran digital. Trafik data sepanjang sembilan bulan pertama 2020 meningkat 47% YoY dari 2.386 Petabyte menjadi 3.496 Petabyte.
Sementara itu jika dihitung per kuartal, pada kuartal ketiga 2020 ini, trafik data meningkat 4% QoQ. Peningkatan trafik tidak terlepas dari bertambahnya jumlah total pelanggan, yaitu menjadi 56,9 juta, meningkat dari kuartal sebelumnya sebanyak 55,7 juta.