Adaptasi Pendidikan Anak Usia Dini di Lingkungan Belajar Virtual
Rangkaian workshop virtual telah dimulai pada tanggal 25 November 2020 dan akan berakhir pada 12 Desember 2020 mendatang.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiholan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di era digital saat ini, para guru dituntut untuk memiliki kreativitas dalam menyampaikan materi.
Metode yang digunakan juga harus bisa diadaptasikan dengan dunia online, terlebih pandemi Covid-19 telah mengubah cara konvensional dalam penyampaian materi.
Topik itu menjadi pembahasan dalam rangkaian workshop virtual dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional yang dihelat, Education New Zealand bertema pendidikan kepada guru di Indonesia.
Tema yang diangkat adalah seputar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pengajaran bahasa Inggris untuk masa depan.
Rangkaian workshop virtual telah dimulai pada tanggal 25 November 2020 dan akan berakhir pada 12 Desember 2020 mendatang.
Baca juga: Persiapkan Anak Sekolah Tatap Muka, Ini Rekomendasi Dari Ikatan Dokter Anak Indonesia
Dalam penyelenggaraannya, Education New Zealand bekerja sama
dengan salah satu universitas di New Zealand, University of Canterbury, serta menggandeng dua mitra, yakni Sekolah Cikal dan organisasi nirlaba Teach for Indonesia yang berada di bawah naungan grup Bina Nusantara (BINUS).
Baca juga: Belajar Online Selama Pandemi Covid-19 Menguras Energi Anak, Jangan Lupa Sarapan dan Aktivitas Fisik
‘’Mewakili the College of Education Health and Human Development University of
Canterbury, kami sangat antusias dengan kerja sama ini karena para akademisi kami bisa berbagi ide baru dengan guru-guru di Indonesia secara virtual di bidang PAUD dan pengajaran Bahasa Inggris,’’ terang Dr Stuart Wise, Associate Dean (International) dari the College of Education, Health, and Human Development University of Canterbury.
Stuart menjelaskan, sebagai salah satu universitas terkemuka di New Zealand,
University of Canterbury biasanya mengadakan berbagai kursus singkat untuk para pendidik secara tatap muka.
Namun, COVID-19 mengubah metode pengajaran tersebut.
‘’Saat ini, para guru harus beradaptasi dengan dunia yang berbeda, yakni dunia online."
"Untuk itulah, University of Canterbury menciptakan model pengajaran baru dengan pendekatan online sebagai suplemen dari workshop yang biasa kami lakukan secara tatap muka di New Zealand,’’ tambah Stuart.
Selain workshop yang diselenggarakan secara virtual, tema yang diangkat juga
berkaitan erat dengan pendidikan di era digital.
Seminar pertama yang diselenggarakan pada tanggal 25 November lalu fokus pada bagaimana guru PAUD beradaptasi di lingkungan belajar virtual.
Seminar yang dilaksanakan selama dua jam itu dihadiri oleh dua puluh enam
(26) peserta dari jaringan sekolah Cikal di Jakarta, Banten, dan Surabaya.
"Sebagai guru PAUD, kami harus kreatif dan terus berpikiran terbuka. Selain itu, kami juga harus membuat pengajaran yang menarik namun tetap efektif, terutama di masa sekarang."
:Kami sangat senang karena pelatih dari University of Canterbury, Anna Niles,
mengajarkan dan memberikan pengalaman bagaimana sebaiknya guru PAUD berinteraksi dengan siswa usia dini melalui perangkat digital,’’ ungkap Indri Savitri, Academic Head Office Sekolah Cikal.
Ben Burrowes, Direktur untuk Asia Timur Education New Zealand juga
menyampaikan rasa terima kasihnya kepada guru PAUD saat memberikan sambutan di seminar tersebut.
‘’New Zealand, khususnya University of Canterbury, memiliki reputasi yang baik di bidang pelatihan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)."
"Secara personal, saya sendiri sangat kagum dengan kerja keras para guru PAUD. Saya juga memiliki anak kecil dan tahu jika mengajar anak kecil tidaklah mudah. Terima kasih untuk semua perjuangan Anda," ujar Ben.
Workshop kedua dimulai dari tanggal 30 November sampai dengan 12 Desember 2020 dengan tema pengajaran Bahasa Inggris untuk masa depan.
Ada dua puluh empat (24) peserta yang akan mengikuti workshop ini. Mereka merupakan guru dari jaringan organisasi Teach for Indonesia yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang, Surabaya, Manado, Palembang, Pangkal Pinang, Pontianak, Pekanbaru, dan Malang.
Berbeda dari seminar sebelumnya yang diselenggarakan secara singkat,
workshop kedua akan dilaksanakan dengan durasi lebih panjang, yakni kurang lebih dua minggu.
Para peserta diminta untuk mengakses kanal pembelajaran digital milik University of Canterbury bernama UC Learn.
Kemudian, mereka diwajibkan untuk melakukan self-learning
atau pembelajaran mandiri melalui video rekaman selama kurang lebih lima jam.
Setelah itu, para peserta akan bertemu secara tatap muka dengan pelatih melalui aplikasi Zoom sebanyak tiga kali dengan durasi dua jam per pertemuan.
‘’Kursus online yang ditawarkan Education New Zealand dan University of Canterbury sesuai dengan visi misi Teach for Indonesia, yakni Empowering the Society dimana kami danBINUS melakukan kegiatan pemberdayaan untuk masyarakat."
"Kursus ini diharapkan dapat mengembangkan kompetensi guru dalam pengajaran, terutama di masa pandemik seperti saat ini dan dalam menghadapi revolusi industri 4.0 yang juga akan mengubah sistem
pendidikan di masa depan,’’ kata Andyni Khosasih, Manajer dari Teach for Indonesia.