Facebook akan Hapus Kesalahan Informasi Vaksin dan Teori Konspirasi Soal Vaksin Covid-19
paya terbaru Facebook dalam memerangi 'kesalahan informasi" terkait covid-19 dilakukan beberapa hari sebelum pertemuan komite penasihat dari FDA.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Upaya terbaru Facebook dalam memerangi 'kesalahan informasi" terkait vaksin virus corona (Covid-19), dilakukan beberapa hari sebelum komite penasihat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS) dijadwalkan melakukan pertemuan.
Komite dari FDA itu rencananya akan mempertimbangkan untuk memberikan otorisasi penggunaan darurat pada kandidat vaksin Pfizer.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (6/12/2020), Facebook mengumumkan dalam postingan blognya pada Kamis lalu bahwa konten yang mengandung apa yang diyakini sebagai 'klaim palsu' terkait vaksin Covid-19 akan dihapus dari Facebook dan Instagram.
"Ini termasuk klaim palsu tentang keamanan, efektivitas, serta bahan atau efek samping dari vaksin. Misalnya, kami akan menghapus klaim palsu bahwa vaksin Covid-19 mengandung microchip, atau apapun yang tidak ada dalam daftar bahan vaksin resmi," tulis pernyataan dalam postingan itu.
'Teori konspirasi' yang tidak terbukti terkait vaksin Covid-19 pun akan dihapus pula dari dua platform media sosial utama dunia itu.
Konglomerat media sosial ini akan menghapus konten-konten itu dalam beberapa pekan mendatang, mengikuti panduan dari otoritas kesehatan masyarakat saat mereka mempelajarinya lebih lanjut.
Banyak netizen yang menyatakan bahwa langkah tersebut dilakukan sedikit terlambat dalam masa pandemi ini.
Facebook sebelumnya mengumumkan pada Oktober lalu bahwa mereka akan melarang iklan yang secara eksplisit melarang individu mendapatkan vaksin Covid-19.
Seperti yang tertulis dalam pernyataan Kepala Kesehatan Facebook Kang-Xing Jin dan Direktur Manajemen Produk Rob Leathern.
"Tujuan kami adalah membantu menyampaikan pesan tentang keamanan dan efektivitas vaksin agar bisa menjangkau kelompok luas orang, sambil melarang iklan dengan informasi yang salah yang dapat membahayakan upaya kesehatan masyarakat," tulis Xing Jin.
Ia pun menegaskan bahwa pihaknya akan menghapus iklan yang berisi informasi salah mengenai vaksin Covid-19.
"Kami sudah tidak mengizinkan beredarnya iklan dengan hoaks mengenai vaksin yang telah diidentifikasi secara publik oleh organisasi kesehatan global terkemuka, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS." tegas Xing Jin.
Peningkatan fokus pada iklan dan konten anti-vaksin ini muncul saat dua perusahaan yang mengembangkan dan memproduksi vsksin yakni Pfizer dan Moderna, tengah menunggu persetujuan FDA untuk vaksin Covid-19 mereka.
Pfizer yang memproduksi vaksin yang telah dikembangkan bersama perusahaan bioteknologi asal Jerman BioNTech memberi nama vaksinnya 'Pfizer' dan telah disetujui di Inggris.
Namun produsen farmasi itu akan mengajukan banding otorisasi daruratnya agar dipertimbangkan oleh FDA pada 10 Desember mendatang.
Vaksin Pfizer dan BioNTech ini diklaim telah terbukti 95 persen efektif melawan penyakit pernapasan terkait Covid-19.
Sementara Moderna mengajukan dokumen pada hari Senin besok, untuk meminta otorisasi darurat bagi vaksinnya, yang diakui menawarkan tingkat efektivitas sebesar 94,1 persen.
Sumber: sputnik
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.