Layanan 5G Diprediksi Dongkrak Jumlah Pengguna Smartphone di Indonesia
Ericsson memprediksi penggunaan 5G akan berdampak positif bagi tren industri seluler di Indonesia.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan infrastruktur telekomunikasi Ericsson memprediksi penggunaan 5G akan berdampak positif bagi tren industri seluler di Indonesia.
Hal itu akan memacu pertumbuhan pelanggan seluler dan akan melebihi 580 juta pada akhir 2021 mengacu pada laporan Ericsson yang dirilis dalam Report edisi ke-20.
Dalam laporan itu disebutkan kenaikan tersebut didorong oleh sekitar satu juta pelanggan seluler 5G baru setiap harinya. Hal ini juga diyakini akan mendatangkan market yang bagus bagi banyak vendor ponsel kenamaan di Indonesia.
Country Head Ericsson Indonesia, Jerry Soper, mengatakan teknologi 5G akan menjadi generasi seluler yang diadopsi paling cepat bagi pertumbuhan pengguna ponsel. Dalam lima tahun ke depan, akan ada sekitar 3 miliar lebih pengguna ponsel di seluruh dunia.
“Pada akhir 2026 jumlah pelanggan 5G diperkirakan mencapai sekitar 3,5 miliar dan cakupan populasi 5G akan mencapai 60 persen,” ujar dia dalam keterangan resminya, Kamis (24/6/2021).
Baca juga: Oppo Kenalkan Layanan Premium untuk Pengguna Find X3 Pro 5G
Laporan itu juga menyebutkan, kecepatan adopsi tersebut sangat bervariasi berdasarkan area. Di Eropa pertumbuhan akan lebih lambat dan terus tertinggal jauh di belakang pasar Cina, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan Dewan Kerjasama Teluk (Gulf Cooperation Council, GCC) dalam hal adopsi 5G.
Baca juga: Kecepatan Download Jaringan 5G Indosat Ooredoo Diklaim Mencapai 550 Mbps
Ericsson berharap pertumbuhan jumlah pelanggan 5G akan melampaui 1 miliar atau dua tahun lebih cepat dibandingkan 4G LTE untuk pencapaian yang sama.
Faktor utama yang mempengaruhi ini adalah komitmen Cina yang siap dengan peralatan 5G komersial tersedia lebih awal dan semakin terjangkau.
“Lebih dari 300 model smartphone 5G telah diumumkan atau diluncurkan secara komersial. Terutama produk-produk itu berasal daei China,” tutur Soper.
Kawasan Asia Timur Laut diperkirakan akan memiliki jumlah langganan 5G terbesar pada 2026, dengan sekitar 1,4 miliar langganan 5G. Sementara itu, tingkat penetrasi pelanggan 5G di Amerika Utara dan GCC diperkirakan mencapai angka tertinggi, yakni akan menyumbang 84 persen dan 73 persen dari total angka langganan wilayah.
Sementara itu, jumlah pelanggan mobile di kawasan Asia Tenggara dan Oseania kini telah melampaui 1,1 miliar, dengan jumlah langganan 5G hanya berada di bawah angka dua juta.
Tentu pelanggan 5G diperkirakan akan terus bertunbuh dalam beberapa tahun ke depan dengan perkiraan total sekitar 400 juta pada tahun 2026.
Pertumbuhan trafik data di wilayah Asia Tenggara dan Oseania akan tumbuh pada tingkat tercepat secara global, 39 GB/bulan pada 2026 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun (Compound Annual Growth Rate, CAGR) 36 persen.