Spyware Pegasus Asal Israel Masih Menggila, Pengamat Beri Tips Terhindar dari Serangan Siber Ini
Meski masyarakat biasa tak akan pernah jadi sasaran pegasus, ada baiknya perlu jaga data pribadi ponsel, perlu ada proteksi khusus pada nomor ponsel.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Spyware Pegasus dari Perusahan NSO Group asal Israel kerap menargetkan aktivis, politikus, jurnalis, dan sejumlah pejabat negara di seluruh dunia.
Sebelumnya bos Amazon, Jeff Bezos menjadi korban spyware Pegasus setelah percakapan WhatsApp antara dirinya dengan Pangeran Saudi Mohammed bin Salman bocor gegara spyware Pegasus.
Berselang beberapa waktu kemudian, giliran Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang menjadi korban spyware Pegasus hingga ia bersama pejabat di kabinetnya mengganti ponselnya.
Baca juga: Ini Bahaya Pegasus hingga Sarankan Pejabat Negara Tingkatkan Multi Proteksi Siber
Pengamat siber dari CISSReC, Pratama Persadha mengimbau meski sasaran spyware Pegasus tak menargetkan kalangan sipil, langkah antisipasi perlu dilakukan.
Terutama mereka yang berprofesi sebagai jurnalis dan aktivis yang memiliki risiko pengintaian, kunci pengamanan ada di nomor ponsel.
"Meski masyarakat biasa tidak akan pernah menjadi sasaran pegasus, ada baiknya kita perlu menjaga data pribadi ponsel. Imbauan ini di antaranya perlu adanya proteksi khusus pada nomor ponsel para pejabat tinggi negara yang rawan menjadi sasaran spionase asing. Adapaun aktivis dan jurnalis perlu juga mewaspadai semua aktivitas mencurigakan di ponsel, karena di timur tengah banyak yang menjadi sasaran adalah aktivis HAM dan demokrasi," katanya kepada Tribunnews.com, Selasa (27/7/2021).
Baca juga: Asosiasi Media Siber Indonesia Bentuk Crisis Center Covid-19 untuk Pekerja Media
Selain itu, langkah antisipasi juga harus dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Intelijen Negara, dan Badan Siber dan Sandi Negara berupa edukasi kepada semua pihak.
Potensi ancaman spyware ini wajib disosialisasikan terutama di lingkungan pemerintahan dan pertahanan negara.
"Harus ada sinergitas dari Kominfo, BIN, dan BSSN misalnya dalam bentuk edukasi menyeluruh kepada semua pihak yang rawan menjadi sasaran Pegasus. Contoh, tahun lalu beberapa email diplomat tanah air menjadi sasaran malware body aria yang menurut BIN berasal dari hacker Tiongkok. Selain itu, data pribadi sangat penting dijaga oleh individu yang rawan disasar Pegasus adalah nomor seluler utama yang dipakai untuk WhatsApp," pungkasnya.
Baca juga: Saat Presiden Prancis Desak Israel Gegara Spyware, Bagaimana dan Apa Itu Serangan Siber Pegasus?
Sebagai informasi, saat ini tokoh-tokoh penting memang masih menjadi target utama dari Spyware Pegasus.
Namun, tidak menutup kemungkinan hal yang sama juga akan menyerang masyarakat biasa apabila tidak ada langkah proteksi dini dalam mengamankan data pribadi di ponsel.