Pandemi, Belanja Teknologi Harus Bisa Dukung Keberlanjutan Bisnis
60 persen perusahaan di Asia-Pasifik mulai mengubah mindset mereka untuk menjadi perusahaan yang tangguh dalam menghadapi krisis.
Editor: Choirul Arifin
Penguatan Strategi Berbasis Digital demi Ketangguhan Bisnis di Masa Depan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di era digitalisasi ini, seluruh masyarakat menjadi lebih terhubung dan memiliki ketergantungan yang lebih besar terhadap berbagai sarana digital yang tersedia.
Ekonomi berperan besar memperluas dampak teknologi digital, seperti pada produksi dan konsumsi produk digital, layanan dan pengalaman digital sampai setidaknya 65% produk domestik bruto (PDB).
Dalam bentuk ekonomi seperti ini, semua industri akan didorong dan dibentuk oleh perusahaan yang berorientasi pada masa depan (Future Enterprises).
Di Asia Tenggara, pelemahan ekonomi yang terjadi karena pandemi Covid-19 membuat sebagian besar perusahaan melakukan transformasi dan beradaptasi dengan kondisi tersebut.
Transformasi ini dapat terlihat dari sejumlah fase pada masing-masing periode.
Baca juga: Buka Jejaring Baru Bagi Para Pebisnis, Ideacloud 2021 Kembali Digelar Via Virtual
"Pada kuartal II 2020, 60 persen perusahaan di Asia-Pasifik mulai mengubah mindset mereka untuk menjadi perusahaan yang tangguh dalam menghadapi krisis," ujar Managing Director IDC ASEAN Sudev Bangah, Senin (20/9/2021).
Baca juga: Lintasarta Berambisi Jadi Pemain Utama di Bisnis Layanan Cloud untuk Korporasi dan UKM
Berdasarkan data International Data Corporation (IDC), dalam Lintasarta Cloudeka Conference : ICT & Business Outlook 2022 dipaparkan pada Kuartal IV 2020, 31 persen perusahaan di Asia Tenggara mengalihkan fokus investasi pada model bisnis baru, melakukan ekspansi pasar dan mengubah strategi pendekatan terhadap konsumen.
Baca juga: Platform Digital Berbasis Cloud Ini Ajak UKM Maksimalkan Utilisasi Armada Truk di Angkutan Logistik
Perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk memastikan perusahaan tetap dapat beroperasi dan menjalankan bisnisnya.
Menjelang akhir 2020 tingkat optimisme pelaku bisnis terlihat lebih tinggi, dipicu oleh peluncuran vaksin dengan harapan ekonomi akan berangsur membaik dan kasus positif COVID-19 melandai dan lebih stabil di pasar.
Baca juga: Transformasi Digital Bawa UMKM ke Ekosistem Bisnis yang Lebih Maju
Di sisi lain, belanja teknologi informasi (TI) secara keseluruhan terkontraksi 1,1 persen. Angka ini sedikit lebih baik dari perkiraan sebelumnya yaitu kontraksi 2 sampai 3 persen.
Sebagian besar pengeluaran teknologi tersebut difokuskan untuk penggunaan cloud, analytics, automasi, aplikasi keamanan, produktivitas dan komunikasi.
Pada kuartal I 2021, sejumlah perusahaan mengatur ulang strategi mereka agar menjadi perusahaan yang berorientasi di masa depan.
Hal tersebut dilakukan dengan menjalankan investasi yang tepat dan memperkuat infrastruktur teknologi.