Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Lebih Banyak Gunakan Internet, Kemenkominfo Harap Perempuan Kian Cakap Literasi Digital

Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani mengatakan pihaknya akan menjangkau masyarakat Indonesia di berbagai pelosok khususnya menyasar perempuan

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Lebih Banyak Gunakan Internet, Kemenkominfo Harap Perempuan Kian Cakap Literasi Digital
Tribunnews.com/Hari Darmawan
Dirjen Aptika Kemenkominfo Samuel Abrijani Pangerapan, dalam acara Peluncuran Survei Literasi Digital, Kamis (20/1/2022). 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laporan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Tahun 2021 disebutkan bahwa perempuan jadi salah satu sasaran literasi digital. Sebesar 56,6 persen dari jumlah responden menggunakan internet lebih banyak ketimbang responden laki - laki.

Berkenaan dengan itu, Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani mengatakan pihaknya akan menjangkau masyarakat Indonesia di berbagai pelosok khususnya menyasar perempuan, untuk membantu meningkatkan literasi digital.

"Perempuan berperan dan berdampak signifikan di berbagai bidang, karenanya perempuan tidak hanya membangun diri dan keluarganya, namun turut serta membangun masyarakat dan negara," terang Samuel dalam webinar bertajuk 'Cek Dulu, Cek Sekarang, Agar Terlindungi Dari Hoaks', Kamis (17/3/2022).

Baca juga: Menkominfo: DEWG G20 Jadi Momentum Tentukan Arah Ekonomi Digital Dunia

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Bidang 3 Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Indonesia Maju, Maria Anna mengatakan bahwa perempuan termasuk ibu, nenek dan anak adalah pihak yang esensial dalam keluarga. Sehingga mereka diharapkan lebih berhati - hati dan kritis terhadap penggunaan ruang digital.

"Oleh karena itu, sebagai perempuan kita perlu lebih berhati-hati dan lebih kritis ketika menerima dan menyebarkan informasi," kata Maria.

Selain literasi di ruang digital seperti media sosial, tak sedikit juga masyarakat yang mendapat informasi bohong melalui platform berbagi pesan seperti grup WhatsApp.

Berita Rekomendasi

Berdasarkan penuturan Eko Septiaji dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), menyebut ada penelitian yang menunjukkan bahwa korban manipulasi hoaks terbesar adalah kalangan digital imigran. Yakni mereka yang lahir sebelum digital berkembang pesat.

Masyarakat pun diimbau lebih kritis terhadap informasi yang diterima, misalnya dengan melakukan check and recheck lewat portal turnbackhoax.id dan kanal cekfakta.com.

Baca juga: Jelang MotoGP, Telkom Pantau Kesiapan Infrastruktur Telko hingga Cek Kecepatan Koneksi Internet

Masyarakat diharapkan memanfaatkan dua portal tersebut untuk menyaring informasi yang diterima. Sehingga diharapkan mengecek informasi bisa jadi kebiasaan di tengah perkembangan teknologi digital yang kian pesat.

"Dengan berkembangnya kebiasaan ini, dapat terwujud masyarakat Indonesia yang makin cakap digital sehingga perkembangan ekosistem internet di Indonesia pun akan dapat tercapai dengan cepat dan baik," pungkas Eko.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas