Pemerintah AS Nyatakan Kaspersky Sebagai Ancaman Keamanan Nasional
Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (FCC) menambahkan Kaspersky Lab dan dua perusahaan China ke dalam daftar ancaman keamanan nasional AS
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (FCC) menambahkan penyedia keamanan siber dan anti virus asal Rusia, Kaspersky Lab dan dua perusahaan telekomunikasi China yaitu China Telecom Americas Corp dan China Mobile International USA, ke dalam daftar ancaman keamanan nasional AS.
Tahun lalu FCC telah menunjuk 5 perusahaan asal China termasuk Huawei Technologies Co dan ZTE Corp, ke dalam daftar ancaman keamanan nasional AS.
Sedangkan Kaspersky menjadi perusahaan Rusia pertama yang masuk ke dalam daftar ini.
Baca juga: Italia Batasi Penggunaan Anti Virus asal Rusia, Kaspersky di Sektor Publik
Komisaris FCC, Brendan Carr mengatakan masuknya tiga perusahaan ini ke dalam daftar ancaman keamanan AS, akan mengurangi ancaman yang ditimbulkan dari upaya spionase Rusia dan China.
“Ditambahkannya perusahaan ini akan membantu mengamankan jaringan kami dari ancaman yang ditimbulkan oleh entitas yang didukung negara China dan Rusia yang berusaha terlibat dalam spionase dan jika tidak membahayakan kepentingan Amerika." ungkap Brendan Carr, yang dikutip dari situs Reuters.com.
FCC tidak menyebutkan adanya invasi Rusia ke Ukraina sebagai alasan penambahan Kaspersky ke dalam daftar ancaman keamanan AS. Presiden Joe Biden baru-baru ini memberi peringaatan mengenai potensi serangan siber Rusia sebagai tanggapan atas sanksi AS kepada negara Beruang Putih ini.
Kaspersky sendiri mengungkapkan kekecewaan mereka kepada keputusan FCC, dan mengatakan alasan itu dibuat karena ada unsur politik.
“Langkah itu tidak berdasar dan merupakan respons terhadap iklim geopolitik daripada evaluasi komprehensif atas integritas produk dan layanan Kaspersky," kata perusahaan itu.
Kedutaan Besar China di AS memberikan pernyataan pada Jumat (25/3/2022) kemarin, yang menyebut FCC menyalahgunakan kekuasaannya dengan menyerang operator telekomunikasi China tanpa dasar faktual.
Baca juga: Jerman Peringatkan Adanya Dugaan Peretasan ke Pengguna Anti Virus Kaspersky
"China akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan China," ujar Kedutaan Besar China di AS.
Tahun lalu FCC juga menyebut perusahaan telekomunikasi asal China, Hytera Communications, Hangzhou Hikvision Digital Technology dan Dahua Technology sebagai ancaman keamanan AS.
Ketua FCC, Jessica Rosenworcel mengatakan badan tersebut bekerja sama dengan badan keamanan nasional AS untuk memperbarui daftar dan akan menambahkan perusahaan lainnya ke dalam daftar jika diperlukan.