Waspadai Rekam Jejak Digital, Jadi Netizen Hindari Perilaku Julid di Internet
Pandemi telah mendorong inovasi dan digitalisasi sektor pendidikan melalui penggunaan perangkat teknologi digital dan internet
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Abrijani Pengerapan menegaskan, kemajuan teknologi digital perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak dan tepat guna,.
Hal itu dikemukakan Semuel Abrijani Pengerapan saat membuka Webinar bertajuk Waspada Rekam Jejak Digital di Dunia Internet yang diselenggarakan Kominfo dan Siberkreasi, baru-baru ini.
Senada dengan Semuel, Menteri Kominfo Jhonny G Plate menyatakan, pandemi telah mendorong inovasi dan digitalisasi sektor pendidikan melalui penggunaan perangkat teknologi digital dan internet selama pembelajaran jarak jauh atau PJJ diterapkan.
Baca juga: Kejar Target Inklusi Keuangan, Brick Dorong Penerapan Inovasi Keuangan Digital
Pihaknya mengajak semua pihak untuk bersama-sama berpartisipasi aktif dalam kegiatan literasi digital. “Program literasi digital nasional ini akan terus dilaksanakan untuk dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia hingga ke berbagai pelosok negeri tanpa terkecuali," ungkapnya.
"Hal ini perlu dilakukan karena kita tidak boleh meninggalkan seorang pun untuk merasakan manfaat dari agenda transformasi digital nasional. Mari bersama-sama berpartisipasi aktif dalam kegiatan literasi digital menuju Indonesia terkoneksi, makin digital, makin maju,” ujarnya menambahkan.
Webinar yang diikuti insan pendidikan di Kota Padang ini menghadirkan narasumber Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Habibul Fuadi, yang membawakan materi Cakap Digital berjudul “Budaya Bermedia Digital.”
Habibul Fuadi menjelaskan, dalam penggunaan internet tidak akan terlepas dari data, mengakses, dan menyaring platform digital sehingga diperlukan kecakapan digital.
Untuk mengembangkan kecakapan digital apalagi pada zaman daringini, memerlukan platform atau aplikasi-aplikasi perangkat keras maupun lunak.
“Lanskap digital menyangkut hal terkait pengetahuan dan memahami perangkat lunak dan keras yang digunakan untuk mengakses dunia digital.
Pengetahuan dasar diantaranya seperti pengetahuan dasar terhadap sistem operasi, pengetahuan dasar aplikasi dan penggunaan internet,” jelasnya.
Narasumber kedua, Abdul Rohman, Direktur Buku Langgar membawakan materi Etika Digital dengan judul “Waspada Rekam Jejak Digital di Internet.”
Abdul Rohman menjelaskan, di dalam media digital akan berhubungan dengan orang lain yang punya kebudayaan, memahami apa yang dirasakan orang lain, apa yang layak dan tidak layak bagi orang lain.
Baca juga: Survei: Bank Jago Jadi Bank Digital Paling Populer
Interaksi antar budaya membantu kita dalam memahami orang lain, dengan bermedia digital dapat berekspresi, berpendapat, dan bersikap dalam hal yang baik bagi diri kita dan orang lain.
“Berperilakulah sesuai dengan norma norma yang berlaku di masyarakat. Ruang digital ini sekalian kita dapat berinteraksi dengan mudah juga dapat membuat kita berkolaborasi dan bergotong-rotong, bermedia digital memerlukan etika dalam bermedia sosial,” ungkapnya.
Pemateri terakhir dalam webinar ini adalah Rania Salsabila atau dikenal sebagai dengan Chaaarania, seorang content creator dan Key Opinion Leader.
Dia tampil membawakan materi Budaya Digital dan meminta kepada para peserta webinar agar jangan menjadi netizen yang julid.
"Semua perilaku semacam itu bisa dicari dan dilaporkan apabila kita tidak bisa menjaga omongan atau pun ketikan kita terhadap konten atau postingan orang lain," ungkapnya.
Dia mengingatkan, aktivitas kita di media sosial menunjukkan cermin jati diri, karena itu pilihlah konten-konten yang bermanfaat bagi kita dan lingkungan kita.