Teknik Bercerita, Efektif untuk Sampaikan Pesan Lewat Media Sosial
Tiga alasan mengapa teknik bercerita layak jadi pilihan dalam menyampaikan pesan ke audiens melalui media sosial.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Teknik ini mirip dengan teknik penceritaan Monomyth. Tapi cerita bisa berakhir dengan story bahagia atau sedih alias tragis. Mountain adalah teknik bercerita yang paling mudah diterapkan.
Teknik ketiga adalah Sparklines. Teknik ini membandingkan antara harapan dan kenyataan. Dia menjelaskan, teknik ini bagus digubakan untuk menyampaikan cerita yang membandingkan antara masalah dan solusi.
Teknik keempat, In Media Res. Teknik bercerita dengan metode ini dimulai dari alur puncak, lalu kembali ke awal. Teknik ini bagus diaplikasikan untuk cerita yang perlu menarik audiens
secepat mungkin
Teknik kelima, False Start. Alur terkesan “dapat diprediksi” atau membosankan, namun tiba-tiba memberi kejutan atau plot twist. Teknik ini bisa digunakan untuk cerita keseharian yang ingin dibuat lebih menarik
Teknik keenam, Nested Loop. Teknik penceritaan ini memiliki subcerita. Salah satu contohnya adalah cerita dengan analogi.
Baca juga: Siap Bercerita, Tribun Priangan Resmi Lahir ke Dunia
Teknik ketujuh, Converging Ideas. Teknik ini terdiri dari beberapa subcerita yang setara dan bersama membentuk akhir cerita. Teknik ini baik untuk cerita yang berupa kesimpulan.
Teknik kedelapan, Petal Structure. Teknik ini terdiri dari beberapa subcerita yang setara dan masing-masing subcerita memiliki akhir yang sama.
Teknik ini baik digunakan untuk cerita dengan beberapa karakter/narasumber yang memiliki pesan yang sama.
Selanjutnya, ada enam tahapan membuat cerita. Pertama, identifikasi audiens, who is the audience? Adieb menyarankan agar memaksimalkan pemanfaatan data analitik pada platform medsos.
Pertimbangkan juga sosiodemografi audiens. Selain itu, perhatikan engagement dan sentimen.
Kedua, tentukan hierarki pesan (what is the most important message?) Tentukan mana pesan yang paling penting, cukup penting, tidak penting, tidak perlu dan lainnya. Lalu pilah dan pilih pesan karena kapasitas media terbatas.
Ketiga, buat garis besar cerita. Pilih teknik bercerita yang tepat. Keempat, buatlah draf cerita. Tambahkan gambar, video, atau konten lainnya.
Kelima, tinjau cerita. Lakukan revisi yang diperlukan. Tahapan ini bersifat iteratif. Keenam, finalisasi.
Adieb Haryadi menekankan, teknik bercerita yang efektif harus mendapatkan perhatian. Karena, sebaik apapun cerita, tapi tidak diperhatikan, maka tidak efektif.
Selain itu, upayakan menarik perhatian sebelum memulai bercerita, dan pastikan audiens terus mengikuti cerita yang digulirkan.