Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Teknologi Ini Bisa Cegah Penyelenggara Pameran dan Event Konser dari Risiko Over Kapasitas Penonton

Bisnis event kembali menggeliat di 2022 setelah dua tahun lamanya pingsan karena terdampak badai pandemi Covid-19.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Teknologi Ini Bisa Cegah Penyelenggara Pameran dan Event Konser dari Risiko Over Kapasitas Penonton
istimewa
Teknologi Ini Bisa Cegah Penyelenggara Pameran dan Event Konser dari Risiko Over Kapasitas Pengunjung 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bisnis event kembali menggeliat di 2022 setelah dua tahun lamanya pingsan karena terdampak badai pandemi Covid-19.

Hal tersebut ditandai dengan semakin banyaknya penyelenggaraan pameran offline maupun konser musik.

Menurut data Goers, start-up di bidang experience yang memproses tiket untuk berbagai event mencatat jumlah pengunjung event meningkat hampir 2,5 kali lipat di 2022 jika dibandingkan dengan tahun 2021.

Terkait dengan menggeliatnya kembali perhelatan acara di Indonesia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno baru-baru ini dengan tegas mengingatkan kembali agar seluruh pelaku event untuk terus mematuhi standar CHSE – Cleanliness (kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keselamatan) dan Environment Sustainability (Keberlanjutan Lingkungan) di setiap penyelenggaraan event yang mereka gelar.

Baca juga: Beragam Produk Unggulan Leap-Telkom Digital Hadir Ramaikan Solo Techno Park

Nugroho dari Barcode Organizer mengungkapkan, lingkup kerja event organizer (EO) tidak hanya sebatas melaksanakan kegiatan dan bermitra dengan promotor yang mengumpulkan pendukung acara. EO juga wajib menyusun detil alur penikmat acara, mulai dari proses booking hingga event selesai diadakan.

"Kami juga wajib memastikan bahwa event berlangsung sesuai kaidah CHSE yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan bantuan teknologi," ungkap Nugroho, dikutip Kamis, 10 November 2022.

BERITA TERKAIT

Nugroho menjelaskan, awalnya teknologi hanya digunakan untuk promosi event dan kini teknologi digunakan untuk penjualan tiket dan pengaturan kuota sesuai dengan kapasitas venue.

Dia menilai, dengan semakin banyaknya event yang kembali digelar dan meningkatnya jumlah pengunjung acara, penggunaan teknologi yang salah satu fiturnya adalah mengontrol jumlah pengunjung makin dibutuhkan.

"Dengan mengetahui jumlah pengunjung real time, pengelola event dapat menerapkan sistem peringatan dini dan melakukan langkah mitigasi lainnya, jika dibutuhkan,” lanjut Nugroho.

Startup Goers sejauh ini turut mengembangkan fitur-fitur mutakhir untuk membantu kelancaran event dalam berbagai skala, mulai dari perhelatan nasional hingga acara lokal.

Sammy Ramadhan, Co-founder & CEO Goers mengatakan, teknologi telah mengubah wajah industri event tanah air, mulai dari menghadirkan manajemen ticketing digital untuk mengurangi penjualan tiket palsu hingga sistem check-in yang contactless.

Baca juga: ABB Sediakan Teknologi Otomatisasi Berbasis Digital untuk Industri Pulp dan Kertas

"Kami menghadirkan teknologi crowd control guna mencegah over kapasitas. Teknologi Goers memiliki sistem indikasi yang menunjukan jumlah pengunjung secara real-time dan akurat. Kami memutakhirkan fitur ini untuk membantu pengelola mewujudkan perhelatan yang aman dan nyaman,” kata Sammy Ramadhan.

Manajemen Ticketing Digital

Selain mencegah over kapasitas, Goers juga menghadirkan manajemen ticketing digital dengan solusi terintegrasi, seperti marketing dan penjualan tiket online, hingga rekonsiliasi data yang akurat dan efisien. Ada juga fitur analitik untuk memberikan insight bagi pengelola event.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas