Meta Beri Janji Palsu, Karyawan Korban PHK Mengaku Tak Terima Pesangon Sesuai Kontrak
Keluhan ini disampaikan oleh 11.000 karyawan Meta Inc yang terdampak aksi pemecatan khususnya pada divisi Sourcer Development Program
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Hampir sebulan pasca pemecatan yang dilakukan Mark Zuckerberg, ribuan karyawan korban pemutusan hubungan kerja (PHK) raksasa teknologi Meta Inc mengaku tidak menerima pesangon seperti yang dijanjikan perusahaan dalam kontrak.
Keluhan ini disampaikan oleh 11.000 karyawan Meta Inc yang terdampak aksi pemecatan khususnya pada divisi Sourcer Development Program atau pengembangan sumber.
Dalam wawancara yang dilakukan CNBC International, para karyawan yang masuk ke dalam program pelatihan karier Meta mengaku telah dijanjikan akan mendapatkan pesangon berupa gaji pokok selama 16 minggu ditambah bonus gaji selama dua minggu untuk setiap tahun masa kerja, serta sejumlah paket saham perusahaan.
Baca juga: Usai PHK 11.000 Karyawan, Meta batalkan Produksi Layar Pintar dan Smartwatch
Tak hanya itu, sebelum karyawan tersebut dipecat Zuckerberg juga berjanji akan menanggung semua biaya perawatan kesehatan para korban PHK beserta keluarganya selama jangka waktu enam bulan.
Namun sayangnya benefit yang dijanjikan Zuckerberg hanya isapan jempol belaka, para korban PHK mengaku tidak menerima paket pesangon seperti yang telah dijanjikan perusahaan, dimana seharusnya para karyawan magang yang telah mengabdi pada Meta selama program kerja 12 bulan akan mendapat benefit setara karyawan penuh waktu (full-time).
Mereka anggota magang di Meta’s Sourcer Development Program mengaku hanya menerima gaji pokok selama 8 minggu dan program asuransi kesehatan (COBRA) selama tiga bulan. Jumlah tersebut tentunya tak sesuai dengan perjanjian awal yang telah disebutkan Meta.
Tidak jelas mengapa karyawan yang tergabung di Meta Sourcer Development Program menerima paket pesangon lebih rendah daripada rekan mereka, mengingat mereka semua adalah karyawan penuh waktu dan bukan staf kontrak.
Sebelum melayangkan kekesalannya di jejaring sosial, para karyawan korban PHK ini pada 16 November sempat mengirim surat kepada Zuckerberg dan eksekutif Meta lainnya, termasuk kepala staf Meta Lori Goler dan kepala operasi Javier Olivan, untuk memberi tahu serta meminta solusi terkait pemberian pesangon yang tidak sesuai janji.
Belum jelas bagaimana nasib pesangon para karyawan korban PHK Meta, mengingat sejauh ini baik pihak Meta ataupun Zuckerberg masih belum memberikan respon apapun terkait jumlah pesangon yang tidak sesuai dengan janji yang diberikan.
“Meta hanya menawarkan 8 minggu gaji pokok dan 3 bulan COBRA untuk kelas SDP April 2023 yang terkena dampak. Mereka dengan sengaja mengabaikan atau tidak berperasaan,” kata para pekerja yang terdampak PHK.
Baca juga: Meta PHK 11.000 Karyawan, Kelompok Big Tech Makin Pudar
Sebagai informasi, Pemecatan dilakukan perusahaan induk Facebook, Meta Platforms Inc pada awal November lalu. PHK massal ini merupakan kali pertama yang dilakukan Meta sejak dibangun pada 18 tahun lalu tepatnya 2014 silam.
Menurut postingan di akun resmi Meta, aksi PHK terpaksa dilakukan lantaran perusahaan terus mencatatkan penurunan pendapatan terhitung sejak kuartal pertama 2022, akibat terdampak perubahan kebijakan privasi yang diterapkan oleh Apple, pengetatan anggaran para pengiklan, serta meningkatnya persaingan dari kompetitor baru seperti TikTok.
Hadirnya tekanan ini yang kemudian membuat bisnis penjualan iklan Meta terpukul, hingga sahamnya amblas sebanyak 70 persen selama 2022. Kondisi ini kian diperparah dengan adanya pembengkakan anggaran pada bisnis Metaverse yang tengah dikembangkan Meta.
Khawatir dengan keuangan perusahaan yang kian memprihatinkan, akhirnya membuat Meta terpaksa mengambil langkah pemecatan pada ribuan karyawannya.