21 Juta Lowongan Kerja Palsu Bertebaran di LinkedIn, Para Pencari Kerja Perlu Waspada
Munculnya jutaan lowongan kerja palsu di LinkedIn ini meresahkan pengguna yang ingin memanfaatkan LinkedIn sebagai sarana untuk mencari mitra bisnis.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Platform pencari lowongan pekerjaan (loker) Linkedln telah disusupi sejumlah akun-akun berbahaya.
Menurut laporan perusahaan dari periode 1 Januari hingga 30 Juni 2022 ada lebih dari 21 juta akun yang terdeteksi menawarkan loker palsu.
Munculnya jutaan loker palsu ini meresahkan pengguna yang ingin memanfaatkan LinkedIn sebagai sarana untuk mencari mitra bisnis.
Mike Clifton, wakil presiden eksekutif dan kepala informasi perusahaan digital di Alorica, sebuah perusahaan outsourcing layanan pelanggan global menjelaskan, pembuat profil LinkedIn palsu biasanya akan memposting dan mempromosikan acara kerja, seperti webinar.
Mereka menggunakan foto asli dan informasi yang telah dilegitimasi ke situs web pihak ketiga.
“Pembuat profil LinkedIn palsu terkadang mencoba mendorong pengguna untuk terlibatan melalui konten yang tertaut ke situs jahat, apabila pengguna terkecoh maka mereka akan langsung masuk ke situs web palsu tersebut,” imbuh kata Clifton.
Pernyataan serupa juga dibenarkan Akif Khan, Wakil Presiden dan Analis di Firma Riset Gartner.
Pihaknya mengungkap akun perekrut palsu akan membangun profil yang kredibel, dengan memanfaatkan bot agar dapat memiliki banyak pengikut sehingga tampilan profil tampak seperti akun profesional.
Baca juga: Ada Ratusan Ribu Akun LinkedIn Palsu yang Mengklaim Bekerja di Perusahaan-perusahaan Besar
Merebaknya akun palsu seperti ini tak hanya dialami oleh LinkedIn, sejumlah platform sosial media seperti Twitter, Facebook dan Instagram sebelumnya juga ramai diserbu akun bot palsu.
Menurut kabar yang beredar setidaknya ada sekitar 20 persen akun di Twitter yang terdeteksi sebagai bot palsu.
Sejumlah cara kini mulai dilakukan LinkedIn untuk mencegah bertambahnya jumlah pengguna akun palsu, seperti meluncurkan fitur dan sistem baru yang dapat membantu pengguna menyeleksi anggota sebelum melakukan interaksi, mirip seperti fitur yang diluncurkan Microsoft baru – baru ini.
Baca juga: Cara Membangun Personal Branding di LinkedIn Agar Dilirik oleh HRD
Dimana fitur “tentang profil ini” akan menunjukkan kepada pengguna kapan profil dibuat dan terakhir kali diperbarui, pengguna juga dapat mengetahui detail informasi pengguna lainnya hanya melalui nomor telepon dan email.
Dengan begini pengguna dalam memutuskan apakah akan menerima permintaan koneksi atau membalas pesan.
Baca juga: Daftar 5 Startup Top Versi Linkedin yang Jadi Incaran Pekerja
Mengutip dari CNBC International, LinkedIn juga turut meningkatkan sistem otomatisnya yang dirancang untuk mendeteksi gambar dengan kemampuan AI, sehingga menjaga platform dari profil dan aktivitas yang tidak autentik.
Dengan menerapkan cara tersebut 95,3 persen akun palsu kini telah resmi dihentikan.
Meski sistem keamanan telah ditingkatkan akan tetapi LinkedIn tetap mengingatkan kepada karyawan dan pelanggan kami, untuk tetap waspada dalam berselancar di jejaring sosial.