Miliarder Jack Ma Serahkan Kendali Raksasa Fintech China Ant Group
Pengusaha China Jack Ma akan menyerahkan kendali atas raksasa Ant Group, setelah tindakan keras pemerintah negara itu terhadap sektor teknologi
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Pengusaha China Jack Ma akan menyerahkan kendali atas raksasa fintech Ant Group, setelah tindakan keras pemerintah negara itu terhadap sektor teknologi menargetkan miliarder tersebut.
Ant Group mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (7/1/2023), pihaknya sedang menyesuaikan struktur kepemilikannya sehingga "tidak ada pemegang saham, sendiri atau bersama dengan pihak lain, yang akan memiliki kendali atas Ant Group".
Melansir dari Al Jazeera, pada November 2020 penawaran umum perdana (IPO) Ant Group senilai 37 miliar dolar AS dibatalkan pada menit-menit terakhir diselenggarakannya IPO tersebut. Hal Ini menyebabkan restrukturisasi paksa perusahaan teknologi keuangan itu dan munculnya spekulasi bahwa Jack Ma harus menyerahkan kendalinya.
Baca juga: Jack Ma Dikabarkan Muncul di Hong Kong, Harga Saham Alibaba Sempat Melonjak 18 Persen
Jack Ma secara tidak langsung menguasai 53,46 persen saham Ant Group, membuatnya menjadi "pengendali" perusahaan. Namun, sekarang dia hanya akan memegang 6,2 persen hak suara setelah penyesuaian, menurut informasi dalam pernyataan itu.
“Penyesuaian sedang diterapkan untuk lebih meningkatkan stabilitas struktur perusahaan kami dan keberlanjutan pengembangan jangka panjang kami,” kata pernyataan Ant Group.
Sepuluh orang, termasuk pendiri, manajemen dan staf Ant Group akan “menggunakan hak suara mereka secara independen", kata perusahaan itu.
Seorang analis modal, Andrew Collier, mengatakan bahwa China memiliki dua masalah dengan Jack Ma.
Collier menjelaskan, Ma adalah "miliarder yang didanai dengan baik dan sangat populer yang mengendalikan dua perusahaan besar" dan dia mulai bersaing dengan beberapa bank milik negara di China yang merupakan "tulang punggung ekonomi" Negeri Tirai Bambu.
"Untuk dua alasan itu, mereka mengira dia adalah ancaman dan mereka mengurangi ukurannya," ungkap Collier.
Ant Group sendiri mengoperasikan Alipay, platform pembayaran digital terbesar di dunia, yang memiliki ratusan juta pengguna bulanan di China dan negara-negara lain.
Tindakan Keras Pemerintah China
Penyerahan kendali Ma terjadi ketika Ant Group hampir menyelesaikan restrukturisasi yang didorong oleh peraturan ketat selama dua tahun terakhir, dengan otoritas China siap untuk mengenakan denda lebih dari 1 miliar dolar AS pada perusahaan tersebut, menurut laporan Reuters pada November.
Dalam pidatonya di pertemuan puncak di Shanghai, Jack Ma mengatakan Ant Group beroperasi dengan "mentalitas pegadaian" dan menuduh pengawas keuangan telah menghambat pertumbuhan perusahaan itu.
Denda yang menjadi bagian dari tindakan keras Beijing terhadap raksasa teknologi negara itu selama dua tahun terakhir, telah memotong ratusan miliar dolar AS dari kapitalisasi pasar mereka serta menyusutkan pendapatan dan keuntungan.
Baca juga: Pemerintah China Denda Jack Ma Rp Rp 41 triliun, Ini Pemicunya
Namun, otoritas China dalam beberapa bulan terakhir telah melunakkan langkah mereka pada tindakan keras terhadap sektor teknologi di tengah upaya untuk meningkatkan ekonomi China yang sangat dirugikan oleh pandemi COVID-19.
“Dengan ekonomi China dalam keadaan yang sangat demam, pemerintah mencari sinyal komitmennya terhadap pertumbuhan, dan teknologi, sektor swasta adalah kunci untuk itu seperti yang kita ketahui,” kata ketua perusahaan penasehat investasi BDA China, Duncan Clark.
“Setidaknya investor Ant sekarang memiliki beberapa jadwal untuk keluar setelah lama tidak pasti,” tambah Clark.
Pemerintah China juga memukul Alibaba, raksasa internet yang didirikan oleh Jack Ma yang mengoperasikan platform belanja populer Taobao dan Tmall, dengan rekor denda mencapai 2,75 miliar dolar AS atas dugaan praktik monopoli.